Connect with us

Kisah OK Faizal, dari Penjual Sayur Hingga Jadi Inspirasi Bagi Orang Kecil

Ok Faizal

EKONOMI

Kisah OK Faizal, dari Penjual Sayur Hingga Jadi Inspirasi Bagi Orang Kecil

Bagi Ok Faizal, tidak semua orang tahu bagaimana kehidupannya bisa sampai di posisinya ini, kisahnya yang lika liku penuh onak duri, bahkan tak jarang, perjuangan Faizal sejak kecil sering dilanda kelaparan lantaran tak ada uang untuk mengisi perut yang keroncongan. Kehidupan Ok Faizal kecil yang serba kekurangan itu membuat Faizal kemudian tumbuh menjadi pribadi yang tangguh hingga menjadi pelita bagi para duafa. Berikut kisah inspiratif Faizal yang dirangkum dalam laman Kontra.id

Kontra.id — Orang ini tidak hanya sukses. Dia juga aktif mendonasikan hartanya untuk kegiatan kemanusiaan, hingga saat ini OK Faizal dikenal sebagai salah satu pengusaha paling dermawan di Batu Bara.

Kemunculan nama OK Faizal di Kabupaten Batu Bara terbilang cukup fenomenal karena mampu menempati urutan posisi teratas sebagai pengusaha muda sukses yang sering berbagi amal di Batu Bara, setiap Senin dan Kamis hingga saat ini.

Nama lengkapnya adalah Faizal. Ia dilahirkan di Desa Air Hitam Kecamatan Limapuluh, pada 13 Agustus 1975, yang kemudian lama dibesarkan di Desa Simpang Dolok  karena tuntutan hidup mandiri.

Saat ini ia akrab dipanggil dengan sebuatan ‘OK Faizal’. Selain itu citranya saat ini juga dikenal publik sebagai pengusaha sukses di sektor proyek kehutanan dan pertanian.

Faizal juga dikenal telah lama sukses dalam menjalankan bisnis usaha konstruksi nasional, jauh hari sebelum kakaknya – Ir. H. Zahir, M.AP menjabat sebagai Bupati Batu Bara.

Selain itu, Faizal juga merupakan pendiri sekaligus pemilik dari perusahaan PT Monsanto Citra Nusantara dalam menjalankan proyek kehutanan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dalam banyak hal di Kabupaten Batu Bara, OK Faizal terlihat rutin aktif dalam amal-amal sosial, yang membuat namanya kemudian dikenal publik sebagai pengusaha yang mampu jadi pelita bagi kaum duafa.

Ok Faizal saat menyantuni sejumlah masyarakat miskin setiap senin dan kamis.

OK Faizal juga dikenal sebagai salah satu adik dari Bupati Batu Bara Zahir, yang lahir dari sebuah keluarga yang kala itu hidup serba kekurangan.

Semasa kecil, orang tua Faizal hidup dalam keadaan yang sangat miskin.

Faizal bersama kakak kandungnya yang saat ini menjadi bupati di daerah ini, sejak masa kecil mereka sudah terbiasa hidup dalam kekurangan.

Tak jarang, kehidupan kecil mereka sering dilanda kelaparan lantaran tak ada uang untuk mengisi perut yang sering keroncongan.

Kehidupan serba kekurangan itu lah yang kemudian membuat OK Faizal tumbuh menjadi pribadi yang tangguh.

Faizal kecil terpaksa harus bekerja keras supaya kelak tak hanya hidup sejahtera, tetapi juga bisa membantu meringankan beban-beban keluarga.

OK. Abdul Djalil, ayahanda Faizal, adalah seorang buruh nelayan dan ibunya hanya seorang petani.

Alhasil, Faizal kecil harus menjalani kehidupan yang penuh berliku sejak masih duduk di bangku kelas 2 SD.

Semasa kelas 2 SD, Ia terpaksa harus banting setir di rumah kakak perempuannya bernama Iyun agar bisa mendapat jajan tambahan ketika bersekolah.

Faizal yang merupakan anak ke 7 dari 8 bersaudara itu sewaktu berusia 7 tahun sudah mulai banyak belajar hal tentang bisnis dari kakaknya, Iyun.

Berawal dari menjaga toko alat-alat pertanian milik kakaknya, mulai menjual pupuk hingga bibit pertanian.

Tak hanya itu, Faizal kecil juga sempat menjual sayur-sayuran, ubi-ubian hingga menjaja kueh buah melaka bersama kakak lelakinya, Zahir dengan mendayung sepeda, hingga suatu ketika kaki Faizal sempat terjiput di jari-jari sepeda miliknya.

Menurut kesaksian sang kakaknya, Ir Zahir, M.Ap pada 29 Januari 2020 lalu, diceritakan bahwa OK Faizal sejak di masa-masa kecil sudah terbiasa menjadi tumpuan bagi keluarganya.

“Waktu itu adek saya (OK Faizal) ini masih sekolah SD, sankin rajinnya dia berjualan ubi dan buah melaka. Kakinya sampai terjepit di sepeda sampai menangis,” kata Zahir.

Dengan bersemangat menjadi tumpuan keluarga hingga ia tamat di sekolah SMA, berkat Kepintaran Faizal kecil di bangku SMA akhirnya mengantarkannya masuk di bangku kuliah Akademi Pelayaran Niaga Indonesia, di Kota Semarang.

Ok Faizal saat diwisuda di Akademi Pelayaran Niaga Indonesia (Akpelni), Semarang, pada 4 Desember 1999.

Begitu mulai berkuliah, OK Faizal remaja ternyata tak hanya cerdas dalam berbisnis tetapi juga memiliki kecerdasan sosial dalam memainkan peran politik di kampus, ia pun terpilih sebagai Komandan Resimen di Akademi Pelayaran Niaga Indonesia.

Di kampus itu, Faizal juga dipercaya oleh para dosen untuk memperbayak bahan kuliah dengan memphoto copy.

Karena banyaknya permintaan photo copy yang diberikan dosen setiap hari kepadanya, Faizal pun kerap mendapatkan bonus harga yang membuatnya bersyukur lantaran dari bonus itu, Faizal bisa mendapatkan tambahan jajan dan biaya makan.

Usaha itu dimanfaatkan Faizal lantaran terbiasa dalam lika-liku kemiskinan, menurut Faizal, perlu usaha dan kerja keras agar bisa mendapatkan tambahan makanan.

Faizal mengaku sejak ia bersekolah di bangku kelas 2 SD, dia tak lagi menjadi beban keluarga hingga tamat di akademi pelayaran pada 1999.

“Saat kelas 2 SD, saya memang tidak lagi minta-minta uang sama orang tua, karena memang saat itu kami miskin. Jadi harus hidup mandiri cari uang, mulai dari jaga toko kak Iyun, bertani jual sayur-sayuran. Terakhir pas waktu berkuliah di akademi saya kebetulan dipercaya para dosen untuk memperbanyak bahan kuliah dengan cara memphoto copy, karena banyaknya itu saya dapat bonus dari harga. Ya, Alhamdulillah, cukup lumayan buat tambahan jajan dan biaya makan,” ungkap OK Faizal mengenang, Selasa 12 Juli 2022.

Ok Faizal saat diwisuda di Akademi Pelayaran Niaga Indonesia (Akpelni), Semarang, pada 4 Desember 1999.

Setamatnya dari akademi pada 1999, berkat kecerdasannya dibidang pelayaran, disamping saat menjabat sebagai komandan resimen ia dapat menjaga kepercayaan dari kampusnya, Ok Faizal kemudian direkrut oleh perusahan pelayaran nasional, yakni PT Lintas Samudera.

Dengan segala suka-dukanya melanglanbuana, disana Faizal mengatakan mendapat banyak pengalaman selama bekerja sebagai pelaut karena kapal yang diikutinya “memiliki lyne Asia seperti Jepang, China, Taiwan, Hongkong, Thailand, Singapura dan Malaysia,” kata Faizal.

Selepas dari perusahaan nasional itu, Faizal mengaku sempat bekerja di perusahaan pelayaran Malaysia, untuk kemudian pada 2002 ia pun mulai membanting tulang mencoba peruntungan di bidang lain yang tidak lagi berhubungan dengan pelayaran.

Ternyata peruntungan di bidang non pelayaran cukup membawa perubahan besar dalam hidupnya.

Berawal, saat berhenti berlayar pada 2002, Faizal awalnya hanya mencoba-coba mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan bibit tanaman kehutanan, bernama PT Monsanto Citra Nusantara.

Sejak saat itu Faizal mulai menekuni banyak penanganan pembibitan mangrove serta bibit tanaman kehutanan seperti pembibitan mahoni, meranti, pinus, acasia, durian, mangga, rambutan, sawit, karet dan pembibitan lainnya.

Setelah mapan memimpin perusahaan Monsanto itu, Faizal mulai berkecimpung di kancah politik yang kemudian membawanya menjadi calon anggota legislatif (Caleg) pada Pemilu tahun 2004 untuk DPRD Kabupaten Asahan periode 2004-2009 dari Partai Patriot Pancasila (kala itu Kabupaten Batu Bara belum terbentuk, wilayahnya masih merupakan bagian dari Asahan).

Sayangnya, saat itu bintangnya belum bersinar terang di lembaga legislatif, karena perolehan suara yang dimilikinya belum mencukupi untuk menduduki tahta di kursi DPRD.

Kendati gagal menduduki kekuasaannya sebagai anggota DPRD tak pula membuat Faizal putus asa.

Bahkan di bidang usaha ia semakin cemerlang memainkan bisnis besar.

Di tahun 2004, kebutulan ada program Presiden Sby untuk Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (Gerhan) dari Kementerian Kehutanan RI yang kala itu dikomandani oleh Menteri MS Kaban ambil bagian dalam program Gerhan tersebut, Faizal pun memfokuskan perusahaan pada tanaman mangrove.

Di sana, Ok Faizal dipercayai oleh MS kaban untuk menjalankan sebahagian bisnis proyek kehutanan yang terdampak bencana tsunami dengan memfokuskan perusahaannya pada proyek-proyek hutan mangrove.

Secara kebetulan pula, kendati bencana sama sekali tidak diharapkan datang, pada 26 Desember 2004 terjadi Tsunami di Aceh dan pada 28 Maret 2005  Tsunami juga melanda pulau Nias, Sumatera Utara.

Salah satu sisi dari dampak peristiwa besar yang merusak alam dan kehidupan warga, saat itu Pemerintah membutuhkan pohon mangrove (bakau) untuk pemulihan habitat khususnya di area tepian laut. Dan, perusahaan yang dipimpin Faizal pun berkesempatan mendapat peran besar

Faizal saat berkoordinasi dengan Kementrian Kehutanan saat dipimpin oleh MS Kaban ketika berkiprah sebagai pengusaha pembibitan mangrove.

“Ketika Tsunami melanda Aceh pada akhir 2004 dan tiga bulan kemudian juga terjadi bencana di Nias, tanaman hutan mangrove ini sangat dibutuhkan untuk ditanam di Aceh dan Nias. Perusahaan saya waktu itu telah membuat bibit sekitar 5 juta bibit. Alhamdulillah semuanya habis terjual,” ungkap Faizal mengenang.

Faizal saat berkoordinasi dengan Kementrian Kehutanan saat dipimpin oleh MS Kaban semasa berkiprah sebagai pengusaha pembibitan mangrove.

Faizal mengaku, Rezeki itu ia yakini sebagai berkah dari ridho sang Tuhan yang belum mengizinkannya untuk menjadi anggota DPRD sejak saat itu.

“Saat saya tidak berhasil duduk sebagai anggota DPRD Asahan tetapi diganti Allah SWT sebagai pengusaha yang kebetulan usaha yang dibuat pas dengan keadaan saat itu, dan kendati bukan yang diharapkan tetapi kebetulan ada Tsunami di Aceh dan di pulau Nias,” tambah Faizal.

Namun seiring waktu, berkat kesungguhan dalam menekuni bisnis, disamping juga dikenal dermawan, nama OK Faizal semakin bersinar ketika kembali terjun ke berpolitik.

kendati perolehan suaranya pada hasil Pemilu 2004 tak mencukupi untuk duduk di kursi DPRD Asahan.

Namun saat terjadinya peralihan pemekaran Kabupaten Asahan dengan terbentuknya Kabupaten Batu Bara pada tahun 2007 lalu, Faizal kemudian akhirnya terpilih menjadi anggota DPRD Batu Bara hingga akhir masa jabatannya pada tahun 2009.

Faizal saat dilantik menjadi anggota DPRD Batu Bara yang pertama kalinya pada tahun 2007 saat terjadinya pemekaran kabupaten Batu Bara dari kabupaten Asahan.

Sejak duduk tahta di kursi Anggota Dewan, nama Faizal kemudian melambung popular di masyarakat.

Sejak 3 tahun berkarir di gedung parlemen, hubungan Faizal semakin akrab dengan para politisi nasional hingga mampu membagnun koneksi yang kuat dengan pejabat papan atas di berbagai lembaga Pemerintahan.

Setelah meninggalkan gedung Dewan,  OK Faizal kembali fokus menjalankan bisnis pada proyek-proyek konstruksi setelah perusahannya yang sebelumnya bergerak di kehutanan, juga mendapatkan kepercayaan dari kementerian, hingga Faizal memutuskan untuk meningkatkan usaha di sektor kehutanan dan bisnis konstruksi di berbagai daerah.

Karya pembagunan Ok Faizal di Kampus Institut Agama Islam Negeri di Aceh.

Menurut pengakuan Ok Faizal, salah satu proyek kebanggannya dalam menjalankan bisnis konstruski, ialah telah membangun gedung kampus perguruan tinggi ternama salah satunya adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe.

OK Faizal (kanan) bersama tim meninjau proyek konstruksi pembangunan salah satu gedung di Kampus IAIN Lhokseumawe oleh perusahaan yang dipimpinnya.

OK Faizal (kanan) bersama tim meninjau proyek konstruksi pembangunan salah satu gedung di Kampus IAIN Lhokseumawe oleh perusahaan yang dipimpinnya.

Setelah jauh melanglang buana menjalankan bisnis perusahaannya, OK Faizal akhirnya dipercayakan oleh sejumlah pengusaha untuk memimpin sebuah organisasi pengusaha ternama di Indonesia, yakni Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Batu Bara pada 2020 lalu.

Selama memimpin Kadin Batu Bara, OK Faizal bersama beberapa pengusaha memutuskan untuk mendirikan wadah Kadin berbagi untuk menghabiskan sebagian Zakat hartanya untuk membantu kaum duafa di kabupaten Batu Bara.

Hal itu dilakukannya, kata Faizal sebagai pengabdiannya kepada orang tua, yakni dengan melayani orang-orang miskin dan menyantuni yatim piatu termasuk para kaum duafa.

Ok Faizal saat menyantuni sejumlah masyarakat miskin setiap senin dan kamis.

Tak sampai setahun memimpin organisasi Kadin, sudah terlihat pengaruh OK Faizal terutama dalam meningkatkan geliat perekonomian masyarakat di kabupaten Batu Bara, khususnya kepada para pelaku usaha mikro kecil, usaha menegah (UMKM)

Salah satu pengaruh gagasan Faizal dalam memberikan peluang kepada pelaku UMKM tersebut ialah dengan memberikan rekomendasi kepada Pemerintah untuk membagun pusat pantai mangrove di Pantai Sejarah, di Desa Perupuk, Limapuluh Pesisir.

Ok Faizal (baju putih) saat bersama Bupati Zahir (baju batik) didampingi Kepala Desa Perupuk (sudut ujung) ketika memantap kan pengerjaan proyek pantai Sejarah, di Perupuk, kecamatan Limapuluh Pesisir.

Awalnya pantai itu terlihat kumuh dan bercitra kurang baik karena disebut-sebut pantai itu menjadi ajang maksiat di waktu-waktu tertentu.

Setelah sentuhan pembenahan atas rekomendasi Ok Faizal kepada Pemerintah, kini Pantai Sejarah di daerah itu telah berubah menjadi pusat pariwisata pantai dengan corak hutan mangrove di Batu Bara.

Pariwisata baru dibpantai sejarah ini dibagun dengan corak hutan mangrov, ide ini berawal dari gagasan Ok Faizal yang kemudian dibagun oleh Pemerintah.

Tak hanya sekedar pantai yang kini  telah menjadi pemikat bagi para kawula muda, pantai itu kini juga telah menjadi sentral kuliner khas lokal pada 2021, yang telah membawa dampak positif bagi geliat ekonomi masyarakat kecil di Batu Bara.

Geliat ekonomi di pantai sejarah saat ini masih didominasi oleh pelaku usaha kecil.

Berkat dari gagasan Faizal tersebut, hingga saat ini banyak dari kalangan pelaku usaha kecil menggantungkan hidup mereka mencari nafkah di tempat pariwisata pantai tersebut.

OK Faizal menyebut pantai itu perlu dilestarikan lantaran tidak hanya soal nilai-nilai sejarah di zaman penjajahan, tetapi juga memiliki estetika romantisme bagi anak-anak muda yang pernah hidup di masa lalu.

“Pantai sejarah itu kan tidak hanya soal tempat yang memiliki nilai-nilai sejarah, sejak kita kecil pantai ini juga sudah menjadi tempat bermain kita,” kata OK Faizal, Rabu, 25 Mei 2022.

“Waktu dulu kita remaja pantai ini juga menjadi tempat pacaran kita, dimana kehidupan ekonominya tidak pernah ada daya tariknya. Berkat dari pemikiran itulah kita usulkan kepada Pemerintah untuk dibagun bersama kelompok mangrove. Dan begitu terbangun pada 2021 Alhamdulillah ekonominya sudah mulai tumbuh, banyak dari pedagang kecil kita disana sangat terbantu,” tutur Faizal.

Ketua Kadin Batu Bara Ok Faizal

Saat dikonfirmasi, Pengelola Pantai Mangrove Azizi pada 28 Mei 2022 mengatakan pengaruh gagagsan ide OK Faizal kepada Pemerintah tersebut telah banyak menggerakkan geliat perekonomian lokal dengan pertumbuhan yang mengesankan sejak wisata itu terbagun pada 2021.

Ia menyebut, sejak berdirinya wisata Mangrove Park di Pantai Sejarah tersebut sektor usaha kecil sudah cukup memberikan peranan penting bagi sejarah ekonomi di daerah ini.

Hampir dari semua daerah berdatangan di wisata tersebut. Hal itu kata Azizi sebagai pengelola tak lepas dari pengaruh dan gagasan dari OK Faizal bersama Pemerintah.

Ketua Kelompok Mangrove sekaligus sebagai Pengelola Pantai Sejarah Azizi

“Pengaruhnya (OK Faizal) luar biasa, banyak dari pedagang-pedagang kecil disini terbantu, sampai geliat ekonominya sudah tak terbaca lagi,” kata Azizi selaku pengelola pantai.

Berdasarkan data BPS, terbukti putaran uang yang dihitung berdasarkan angka PDRB kabupaten Batu Bara pada tahun 2021 meningkat drastis sebesar Rp5,95 triliun dari PDRB Rp 37,9 triliun jika dibanding pada 2020 lalu senilai 31,97 triliun.

Hingga saat ini, di Sumatera Utara posisi nilai perekonomian Kabupaten Batu Bara sudah berada di posisi tertinggi ke-2 setelah Kota Medan.

Peningkatan itu, diyakini salah satunya dipengaruhi setelah terbangunnya wisata tersebut, yang diawali oleh gagasan OK Faizal.

Demikian kisah singkat kehidupan muda Ok Faizal kecil hingga sukses berkarir menginspirasi kaum duafa.

Demikian juga dengan kehidupan kakak lelakinya yang saat ini menjabat sebagai Bupati Batu Bara.

Kedua bersaudara itu saat ini masing-masing fokus membantu kehidupan orang-orang kecil dengan peranan yang berbeda di lapisan masyarakat.

Bagi Ok Faizal, apa yang ia berikan kepada kaum duafa, tak lepas dari zakat, infak dan sedakah, sekaligus untuk pengabdian kepada sang Ibu. Demikian juga dengan sang kakak.

An introverted mind wanderer who loves writing to heal, help, and live. Photography enthusiasts and philosophy admirer.

More in EKONOMI

To Top