Kontra.ID — Jumlah penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) di kabupaten Batu Bara telah menembus di angka 2.337 orang, diantara 2.337 penyandang masalah kesejahteraan sosial tersebut masih terdapat 103 orang anak di kabupaten Batu Bara yang masih hidup terlantar dan terluntang-lantung di jalanan.
Rata-rata, anak telantar di kabupaten Batu Bata saat ini merupakan korban dari ketidakharmonisan rumah tangga yang dipicu ekonomi keluarga, mengakibatkan orang tua anak ada yang sampai terlibat kasus hukum, anak yang mereka tinggalkan itu usianya tak tangung-tangung, mulai dari usia balita hingga berusia remaja.
Mengacu kepada Data Dinas Sosial kabupaten Batu Bara yang dipublikasi di BPS pada 2022 ini, tercatat ada sebanyak 103 anak telantar di Batu Bara berdasarkan pendataan tahun 2021 yang belum sepenuhnya mendapat sentuhan penaganan rehabilitasi sosial dari pemerintah Batu Bara.
Dari data itu paling banyak anak telantar ditemukan di Kecamatan Datuk Tanah Datar dengan jumlah 35 anak, dan ada sebanyak 8 balita yang ditelantarkan di kecamatan itu.
Kemudian status anak telantar paling terbanyak kedua ditemukan di Kecamatan Nibung Hangus dan di Kecamatan Datuk Limapuluh dengan jumlah 32 orang anak hidup terlantar.
Kemudian di Kecamatan Limapuluh Pesisir dan Talawi ada sebanyak 25 anak terlantar, diikuti Lautador dan di Sei Balai sebanyak 8 orang anak.
Sementara jumlah anak yang telantar paling sedikit terlaporkan di kecamatan Air Putih dengan angka sekitar 3 anak dan yang lebih sedikit di kecamatan Medang Deras, 1 anak terlantar.
Ilistrasi Anak dan seorang Balita Terlantar
Disamping ada sebanyak 103 anak terlantar, juga terdapat 16 anak yang masih berusia balita hidup terlantar.
Diantara kedua masalah anak balita dan remaja yang kini hidup terlantar, juga masih terdapat 349 anak dengan kondisi disabilitas yang belum sepenuhnya mendapat hak penanganan masalah kesejahteraan sosial.
Selain itu juga terdapat 3 orang anak berusia remaja yang kini masih berhadapan dengan kasus hukum.
Kepala Dinas Sosial (Kadinsos), Pemberdayaan Permpuan dan Perlindungan Anak Batu Bara Riyadi|Kontra.id
Kadis Sosial Sebut Dinasnya Akan selalu ada Untuk Anak Terlantar
Menaggapi ini, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Permpuan dan Perlindungan Anak Batu Bara Riyadi mengatakan dinasnya akan terus selalu ada untuk para penyandang masalah kesejahteraan Sosial (PMKS) di daerah itu, termasuk salah satunya adalah memperhatikan anak terlantar dan anak-anak penyandang difabel.
Kadis Sosial Sebut Telah Perhatikan Nasib Anak-anak Yang Terlantar
Sebagai salah satu pihak yang turut ikut bertangung jawab dalam penanganan masalah Penyandang Kesejahteraan Sosial (PMKS), Riyadi mengungkap sebagai bukti rasa pengabdiannya kepada anak-anak terlantar di Daerah ini, Dia mengaku telah memberikan jaminan perlindungan tempat tinggal bagi sebahagian anak-anak terlantar di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) dibawah nauangan Dinasnya.
“Anak-anak terlantar yang tidak mendapatkan tempat tinggal kita letakan di LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) dibawah naungan Pemerintah Batu Bara, LKSA itu sama seperti Panti Asuhan, disana kita letakan mereka,” kata Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Permpuan dan Perlindungan Anak Batu Bara Riyadi kepada Kontra.id saat dikonfirmasi Senin, 25 April 2022.
Kadis Sosial Mengaku Baru Bisa Membantu Kaki Palsu Kepada Dua Anak yang Menderita Disabilitas
Momen Bupati kabupaten Batu Bara Ir Zahir Map dengan Istrinya Maya Indiasari saat berbagi kebahagian bersama anak-anak yang mengambarkan intraksionisme simbolik anak-anak; agar Bupati kabupaten Batu Bara meneruskan kepemimpiannnya selama dua periode mendatang.
Meski upaya itu telah dia lakukan, Riyadi mengaku bukan berarti pihaknya selama ini tidak mendapat kendala, diantaranya adalah kendala yang menyangkut persoalan keterbatasan dan mininnya anggaran dinas Sosial Batu Bara tahun 2022 ini.
Ia memaparkan, dari jumlah 349 orang anak-anak yang mengalami penyandang disabilitas di daerah ini pada tahun 2022, pihaknya mengaku baru hanya bisa membantu kepada dua orang anak difabel dengan menyediakan kaki palsu, dengan jumlah yang dibantu terkesan minim ini, lantaran terbatasnya anggaran.
“Untuk anak-anak difabel, sudah ada kita bantu. Sekitar dua orang anak difabel kita kasih kaki palsu,” katanya.
Atas kendala itulah, Riyadi mengaku pihaknya tak yakin dapat menangani program masalah anak terlantar dan Difabel tersebut bisa tercapai 100 % pada anggaran 2022 tahun ini.
“Tahun ini mungkin tidak bisa 100%” kata Riaydi disamping programnya terkendala dengan terbatasnya anggaran penaganan anak-anak difabel, namun upaya dalam penanganan kasus anak terlantar saat ini, Riyadi menyebut pihaknya juga masih mengalami kendala lain, diantaranya adalah persoalan data.
Padahal, Kata Riyadi data itu sangat penting sebagai pra syarat bagi anakanak terlantar bisa mendapatkan hak- haknya dari pemerintah.
Pun dengan mengetahui data anak-anak yang terlantar juga akan mempermudah kedinasannya menentukan langkah rehabilitasi sosial anak yang dia harus diambil.
Kadis Sosial Sebut Penanganan kasus Anak Terlantar Sangat Butuh Komitmen Kuat Dari Semua Pihak
Riyadi kemudian menegaskan penanganan anak terlantar saat ini sangat butuh komitmen yang sangat kuat, tak hanya Dinas Sosial saja, tetapi dari keterlibatan semua pihak.
Terutama kata Riyadi, mulai dari Pemerintah Desa, baik Kadus, Kades maupun Camat termasuk wartawan, LSM harus ikut memastikan rehabilitasi sosial bagi anak terlantar dapat dilakukan pendatan di tiap-tiap Dusun. Riyadi kemudian menyebut 5 peran mereka ini merupakan salah satu ujung tombak keberhasilan dalam penanganan anak terlantar.
“Saya berharap pendataannya dimulai dari Kadus, Kades, Camat, termasuk juga wartawan dan LSM, karena mereka ini adalah ujung tombaknya, kita sebenarnya hanya membantu memfasiltasi saja,” pungkasnya