Bupati kabupaten Batu Bara Zahir saat melantik tiga belas eselon II di Rumah dinasnya, Rabu (22/1/2020) - Foto istimewa | Dokumen Kontra.ID.

KILAS DAERAH

Nasib Pejabat yang Dicopot dan Sikut-Sikutan Pejabat di Era Zahir

Tuah Aulia Fuadi

Published on 18 April 2020

5,247 Comments

Kontra.ID — Kabar sikut-sikutan jabatan yang semula sayup-sayup itu kini makin nyaring dan jelas.

Tercatat selama tahun 2020, Bupati Zahir telah melakukan perombakan secara besar-besaran pada struktur pejabat pemkab Batu Bara.

Pertama, pada 3 Januari 2020 ada sebanyak 69 pejabat dilantik, 33 pejabat eselon III dan IV dicopot.

Kemudian pada 22 Januari 2020, Zahir lantik 13 eselon II di lingkup Pemkab Batu Bara, meski nilai ujian kompetensi dari hasil pelelangan jabatan mereka tak diumumkan kepada Publik, mereka mendadak dilantik secara tiba-tiba oleh Bupati Zahir di Rumdisnya.

Ada kecolongan pada pelantikan Eselon II kala itu, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol-PP) menurut sumber Kontra.Id, menyebut belum mengikuti diklat Penyidik Pegawai Negeri sipil alias PPNS yang menjadi syarat utama kelulusannya dalam mengikuti lelang jabatan sebagai Kasat Pol-PP.

Selanjutnya perombakan jabatan pada 22 Februari 2020, dalam pelantikan bermotif pengukuhan perubahan nomenklatur di tahun ini terdapat 3 pejabat eselon III dan Eselon IV dicopot Bupati. Walhasil, 9 pejabat eselon III dikukuhkan kembali. 25 pejabat eselon IV dipromosikan dan dikukuhkan.

Utak-atik struktur jabatan itu kembali menghantui pada 30 Maret 2020 kemarin, dalam pelantikan kala itu terdapat 9 orang pejabat Eselon III dan pejabat eselon IV disasar pencopotan jabatan, sementara 28 orang pejabat eselon lainya dipromosikan Bupati.

Lalu secara bergulir dan mencicil, di tengah ancaman COVID-19 pada 20 Maret 2020, Bupati Batu Bara Zahir kembali lantik sebanyak 241 orang pejabat Sekolah di lingkup Pemkab Pendidikan setempat.

Selanjutnya pada 1 April 2020 lalu, Bupati kemudian mempromosikan dan mencopot 37 pejabat eselon III dan IV di lingkup Pemkab.

Perombakan jabatan secara cicil-menyicil itu kembali diutak-atik pada Jumat, 17 April 2020 kemarin.

Dalam pelantikan terakhir yang menyasar 46 pejabat eselon, tak hanya jabatan Camat Tanjung Tiram, Abdul Rasyid saja yang dicopot dari jabatan pada gelombang ke 3 selama paedemi virus Corona, tahta eselon Abdul Rasyed juga dijatuhkan Bupati Batu Zahir yang semulanya menduduki eselon III-A, sekarang Rasyid diturunkan tahta jadi eselon III-B.

Setidaknya, dari Surat Keputusan (SK) Bupati Batu Bara no register 229/BKD tertangal 14 April 2020 kemarin, ada 7 orang pejabat eselon III dan IV dicopot Bupati.

Wakil Bupati Batu Bara Oky Iqbal Frima belum lama ini menyebutkan, “jangan coba-coba merunut logika Bupati (Zahir) mengganti pejabat. Orang boleh mengajukan ratusan analisis dugaan mal administrasi ke Bupati. Tapi, menurut dia, dari para pembisiklah keputusan Bupati mencopot para pejabat itu berawal”

“Bermuala dari para pembisiklah, hati Bupati Zahir jadi mantap, pikirannya terang,” masih kata Oky. Berbekal penerangan batin dari pembisik itulah Zahir lalu menggunakan hak prerogratifnya.

Keputusannya penuh, diambilnya sendiri. Yang lain, kata Oky Iqbal Frima, termasuk dirinya sendiri sebagai wakil Bupati, baru akan diberi tahu belakangan paska pelantikan, itu pun, dia bilang, “infonya didapat dari media Online”, karena posisinya tak lebih laksamana seperti layaknya ban serap. Tak lagi ada harganya dipusaran kekuasaan setelah menang di Pilkada 2018 lalu.

Meski demikian, Bupati Zahir melalui teks pidatonya dalam pelantikan itu mencoba lebih rasional ketika menjelaskan alasan perombakan dan pencopotan jabatan tersebut ke publik: terutama pelantikan ini dianggap menjadi langkah awal bagi PNS memberikan pelayanan memuaskan kepada masyarakat.

“Pengembangan karier pegawai tidak dilakukan untuk kepentingan pegawai bersangkutan, melainkan diutamakan untuk meningkatkan kinerja, tugas dan pelayanan kepada masyarakat,” tulis Bupati yang dibacakan Sekretaris Daerah Batu Bara, Sakti Alam Siregar, pada Jumat, 17 April 2020 kemarin.

Selain itu, dalam teks pidato Bupati Batu Bara tersebut juga menjelaskan, perombakan jabatan ini juga dilakukan semata-mata (demi) pembinaan karier para pegawai negeri sipil di daerah.

Laksamana dan Kala Bupati nilai para pejabatnya itu tak bisa bekerja dengan baik dimasing-masing organisasi perangkat Daerah (OPD), berulang kali dalam teks pidatonya di berbagai seremoni pelantikan para pejabat, Zahir selalu katakan akan mengevuasi pejabat tersebut.

Berbeda dengan pandangan Oky selaku orang nomor 2 di daerah itu.

Oky mengatakan, berdasarkan delusi kekuasaan dari para pembisiknya lah, 1 orang pejabat eselon III dan 6 Pejabat Eselon IV akhirnya dicopot oleh Bupati.

7 orang pejabat yang dicopot dan tak lagi mendapatkan jabatan sejak pelantikan pada Jumat, 17 April 2020 ltu yang dimaksut Oky adalah Erna Br Ginting, sebelumnya dia menjabat kepala Seksi kearsipan pada dinas Perpustakaan

Pejabat yang dicopot oleh Bupati selanjutnya ialah Ramadhayanti, sebelumnya Rahmadhayanti menjabat Kasubbag Keuangan pada kantor Camat Sei Suka.

Kemudian Yusrizal juga dicopot Bupati dari jabatan Kassubag pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) setempat.

Selanjutnya, Parlindungan Gultom yang mengepalai Bidang Fakir Miskin di Dinas Sosial, kini telah dicopot dan menjadi pegawai nonjob di Dinas Kesehatan.

Lalu Erwin dicopot dari jabatan Kassubag Pengangkatan pada Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

Nasib pencopotan jabatan yang sama juga dialami Supiah, dia dicopot oleh Bupati dari jabatannya sebagai Kepala Seksi Tata Pemerintahan pada kantor Camat Talawi. kini Supiah telah nonjob.

Selanjutnya Jabatan Maju Edward Sitorus yang sebelumnya Kepala Seksi (Kasi) Pemberdayaan Fakir Miskin pada Dinas Sosial juga ikut dicopot Bupati, kini nasib Edward tak lagi punya kerja tambahan.

Yang menjadi pertanyaan, apa sesungguhnya alasan pergantian itu. Mungkinkah lantaran kinerja ke 7 pejabat itu dinilai kurang memuaskan selama bekerja ataukah adanya dominasi pembisik
yang lebih berkuasa dari Bupati?

Abdul Rasyed, misalnya saat menjabat Camat Tanjung Tiram, bukan sekali dua kali disebut oleh sumber kami, lamban melayani hajat masyarakat yang ada
di depan hidungnya.

Meski dicopot oleh Bupati dari jabatan camat, mending Abdul Rasyed masih diberikan jabatan tambahan untuk menopang hidupnya di Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD). Hanya saja eselon-nya diturunkan setahta oleh Bupati.

Kinerja Parlindungan Gultom yang mengepalai Bidang Fakir Miskin di Dinas Sosial, misalnya, juga dianggap oleh beberapa sumber kami, memang kurang mengkilap lantaran dari kantornya, masih sering tercium aroma tak sedap mengenai kacaunya penyaluran terhadap Bantuan Sosial seperti bantuan Sembako; Beras, sayur-mayur dan telur yang busuk diberikan kepada masyarakat Miskin sebagai penerima manfaat.

Benarkah Parlindungan Gultom pejabat Dinas Sosial yang dicopot tersebut ikut kecimpratan hasil dugaan kroup dalam menentukan suplay pembelanjaan Sembako terhadap para Fakir miskin?
ataukah dia yang tidak mudah diintervensi oleh sebahagian gerbong sayap kanan Bupati?

Tak jelas. Hingga kini tak pernah ada penyelidikan soal itu. Yang pasti, jabatan yang dia duduki itu adalah “jabatan basah” yang membuat banyak petinggi ingin memasukkan orangnya di sana.

Parlindungan Gultom pun akhirnya dicopot Bupati. Pergantian ini memang bersaput kabut tebal.

Mengenai hal itu, Wakil Bupati Batu Bara Oky Iqbal Frima kontan menempatkan dirinya menjadi hakim. Untuk tudingan Oky yang belum lama ini menyebut Bupati banyak mendegar dari delusi para pembisik dalam menentukan pajabat dan banyaknya rombongan keluarga yang bermain proyek.

Oky tak merasa perlu menempuh pembuktian di jalur hukum. Vonis seolah dijatuhkannya sendiri, sebab kata dia, dirinya jelas adalah orang dalam, seleuk beluk sikut-sikutan jabatan dan mega proyek dia tau betul siapa peran utamanya.

Maklum, saat penutupan MTQ pada 20 Maret 2020 kemarin, dia juga menyinggung ada Pemimpin di daerah ini bersifat serakah.

Menurut pengakuan ketua Tim Cepat Bupati Batu Bara Syaifui Syafri, yang juga bagian dari para penasehat Bupati, dia bahkan tak pernah mengklariflkasi atas segala tuduhan yang dialamatkan Oky.

Syaifui Syafri sebelumnya sempat menyatakan kalo dirinya tak perlu mengkalrifikasi dituduh sebagai pebisnis birokrasi di pemkab Batu Bara dan dia nyatakan Oky Iqbal Frima, “perlu banyak belajar lagi”.

Bak bumerang, pernyataan Syaiful Syafri secara interpersonal itu seperti menyerang balik ke Oky, namun dengan nada halus.

Pernyataan Oky perlu belajar lagi seolah Oky Bocah, Syaiful Syafri pun kemudian memaafkan begitu saja atas pernyataan Oky tersebut.

Dan Syaiful pun tak tertarik untuk melaporkan Oky ke jalur hukum.

“Ucapan Oky tak perlu ditanggapi, ucapannya sudah saya maafkan, untuk itu dia perlu banyak belajar lagi” kata Syaiful Syafri dikutip Kontra.id dari media Indonesiaekspres.com.

Namun Sejumlah Netizen menuduh rezim era Bupati Batu Bara di bawah Zahir ini diangap tengah mengembangbiakkan praktek dugaan korupsi yang kian kronis, meski baru sebentar menjabat. Bupati dan wakil sudah pecah, isu gelombang rotasi dan mutasi jabatan semakin membabi buta. Proyek Pengadaan langsung maupun tender dikuasi segelitir orang.

Bahkan sejumlah proyek APBD, kata Oky kepada Kontra.Id, sempat berkata, masih digelimbangi oleh rombongan para keluarga yang orang nya hanya itu itu saja.

“Begitu isu nya saya dengar,” kata
Oky Iqbal Frima belum lama ini.

Komentar dari wartawan Metro TV Catur Hariono misalnaya, kaget bukan main “Kok bisa ya keponakan bupati (keluarga) mindahkan ASN?” Tulisnya di akun facebook usai pelantikan pejabat pada Jumat, 17 April 2020.

Komentar dari wartawan Sindonews Fadli Pelka, sudah alang-kepalang dan tak kalah sengitnya di media Facebook.

Sebahagian Netizen juga ikut mencium, Rezim era Zahir ini sungguh-sungguh menunjukkan ada udang di balik batu. Indikasi ke arah korupsi, kolusi, dan nepotisme era Zahir dugaannya sangat jelas.

Kata Fadli Pelka, “Sudalah..biar aja..jangan diributin, biar ada uang jajan (hari) raya orang itu,” tulisnya