Menohok! Kata-kata di Stiker Ini Bikin Puluhan Penerima PKH di Batu Bara Mendadak Insaf

Kontra.id — ‘Keluarga miskin penerima manfaat/bantuan sosial PKH dan program Sembako’

Perhatian harap setiker ini jangan dilepaskan/dirusak apabila dilepas atau dirusak maka dianggap telah mengundurkan diri dari kepesertaan bantuan sosial’

Kalimat itu menjadi ‘momok’ untuk warga Pagurawan, kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara akhir-akhir ini.

Itu adalah kalimat dari stiker buatan Dinas Sosial kabupaten Batu Bara untuk meminimalisir penyalahgunaan Bantuan sosial (Bansos) dalam bentuk PKH dan program Sembako’ untuk masyarakat miskin.

Meski harga setiker tak lebih dari Rp 2.000, stiker keluarga miskin milik Dinas Sosial Batu Bara itu ternyata lebih berefek luar biasa.

Bagi 14 Kepala keluarga miskin di kelurahan Pagurawan, kecamatan Medang Deras, setiker ‘keluarga miskin penerima Manfaat’ itu lebih menakutkan ketimbang harus kehilangan harga diri mereka.

Alasan di balik pembuatan stiker itu kemudian diungkapkan secara panjang lebar oleh Kepala Dinas Sosial Batu Bara Ishak Liza.

Sebagian masyarakat yang berkecukupan pangan tanpa malu mengaku miskin agar bisa ikut menikmati bantuan itu.

Di sisi lain, sebagian warga kurang mampu justru kehilangan haknya untuk memperoleh beras sejahtera

Sementara, membalikkan mental masyarakat dalam bantuan tak semudah membalik telapak tangan.

Ishak mengatakan, peringatan lisan saja tak cukup untuk membuat warga mampu penerima Bansos PKH dan Progran Sembako ini ikhlas mengembalikan apa yang bukan menjadi haknya.

Dinas sosial dibawah pimpinan Ishak ini kemudian berinisiatif untuk memasang stiker di rumah masing-masing penerima Bansos.

Mereka pun menyepakati redaksi muatan pesan dalam stiker itu agar lebih mengena di hati masyarakat.

Pesan dalam stiker itu pun cukup menyentil, terutama bagi warga mampu namun masih berharap bantuan pemerintah.

Dinas sosial kemudian menyosialisasikan kepada masyarakat ihwal pemasangan stiker itu agar mereka memahami tujuan mulia di baliknya.

Sebab itulah Ishak bersama jajaran  memasangi stiker ‘Keluarga  miskin’ tersebut ke rumah-rumah  penerima bantuan di kelurahan Pagurawan, Medang Deras, pada Jumat (28/2/2020) kemrin.

Salah satu rumah warga di kelurahan Pagurawan, Kecamatan Medang Deras, Batu Bara, yang ditempeli stiker penerima bantuan yang berakhir mengundurkan diri dari peserta penerima manfaat PKH.

Tak menyangka, pesan melalui medium tulisan itu ternyata lebih ampuh di banding peringatan lisan.

Pesan dalam stiker itu mampu mengubah pola pikir masyarakat dalam menyikapi bantuan.

Sejak dipasang di rumah-rumah penerima manfaat akhir Februari lalu, satu persatu warga penerima bantuan yang berkecukupan pangan menyerahkan jatah bantuannya ke Pemerintah.

Mereka ikhlas lahir dan batin secara lisan jika jatahnya dialihkan kepada warga lain yang lebih membutuhkan.

Hingga saat ini, tercatat sekitar 14 Kepala Keluarga (KK) yang mengundurkan diri sebagai Keluarga Penerima Manfaat. Warga yang biasanya menerima bansos kini tak lagi menerima jatah.

Walhasil, hingga saat ini, ada sekitar 14 kepala keluarga (kk) mengundurkan diri sebagai Keluarga Penerima Manfaat

Ada juga yang keluar karena tak sudi keluarganya dicap sebagai orang miskin, sebahagian ada menyatakan mundur meskipun masih hidup dibawah rantai kemiskinan, mereka mengaku masih punya harga diri.

Ishak kemudian menegaskan Pemasangan Stiker ini akan menjadi penyeleksi bagi warga yang bermodus mengaku-aku sebagai warga miskin agar mendapatkan bantuan PKH.

Ishak berharap, dengan adanya pemasangan setiker ini pemerintah dan masyarakat dapat saling memonitoring, jika ada penerima yang tidak tepat sasaran, langsung dikeluarkan dari kepesertaan penerima PKH (graduasi).

“Bagi yang merasa tidak mau ditempel stiker, maka segera mengundurkan diri. Hal ini sesuai dengan surat edaran Kemensos, agar warga yang menerima tepat sasaran,” tegas Ishak.

Rumah penerima bantuan sosial dari pemerintah mulai dipasangi stiker warga miskin di kabupaten Batu Bara, kemarin oleh Kepala Dinas Sosial Ishak pada 28 Februari 2020. Upaya ini diyakini Dinas Sosial untuk pendataan agar penyaluran bantuan tepat sasaran.

Lebih lanjut ishak mengklaim dari 14 kepala keluarga yang menyatakan mundur dari kepesertaan Bansos tersebut, ada yang mengaku sudah hidup layak dan ada pula karena alasan tak sangup menahan malu dicap sebagai orang miskin.

Meski demikian, Kepala Dinas Sosial berkepala plontos ini meyakini “mungkin mereka merasa telah mampu” klaim Ishak.

Karenanya, dengan keluarnya keluarga mampu dari penerima manfaat PKH itu secara otomatis mereka juga telah keluar dari basis data terpadu (BDT), sehingga angka kemiskinan dapat terus ditekan.

“Untuk itu tolong bantu kami memonitoring kalau ada penerima PKH yang memang dapat dikeluarkan laporkan ke Desa, kelurahan atau ke pendamping dan dinas sosial,” cetusnya. ****