Connect with us

Limbah Pabrik PT Multi Mas Nabati Sebabkan Warga Gatal-gatal, Humas Pabrik Jamin tidak Tercemar

Marta, Salah seorang warga Kuala Tanjung yang air bersihnya terdampak pabrik hingga mengakibatkan gatal-gatal, sedang menelusuri jejak air hitam yang berbuih-buih dianggapnya sebagai Limbah Pabrik di PT Multi Mas Nabati Asahan, Pihak Humas Pabrik menyebut itu bukan limbah, melainkan rawa-rawa milik pabrik.

KILAS DAERAH

Limbah Pabrik PT Multi Mas Nabati Sebabkan Warga Gatal-gatal, Humas Pabrik Jamin tidak Tercemar

Kontra.ID — PT Multi Mas Nabati Asahan (MNA) yang beroperasi di tengah lingkungan pemukiman warga di Kuala Tanjung, Kabupatan Batu Bara diprotes warga lantaran mencemari lingkungan mereka.

Selain tudingan bau busuk saat beroperasinya pabrik minyak itu saat siang hingga malam membuat warga mengeluh sesak nafas.

Selain mengakibatkan sesak nafas akibat dugaan pencemaran asap pabrik, pabrik juga dituding sebabkan warga gatal-gatal karena air bersih warga tercemar pabrik.

Tak hanya berdampak pada tingkat kehawatiran warga sekitar terkait kesehatan mereka di sekitar pabrik.

Kebun Sawit warga juga dituding hingga mati disebabkan dampak yang dicemarkan oleh pabrik PT Multi Mas Nabati tersebut.

Sejumlah warga mengklaim sudah berulang kali mengadukan dugaan pencemaran lingkungan yang membahayakan kesehatan warga sekitar pabrik, namun tak kunjung direspon oleh pihak terkait.

Marta, Salah seorang warga Kuala Tanjung yang air bersihnya terdampak pabrik hingga mengakibatkan gatal-gatal, menelusuri jejak air hitam berbuih dianggapnya sebagai Limbah Pabrik PT Multi Mas Nabati Asahan, Pihak Humas Pabrik menyebut itu bukan limbah, melainkan rawa-rawa milik pabrik.

Untuk diketahui, lokasi Pabrik yang memproduksi minyak Sania dan Fortune ini berdiri di tengah-tengah pemukiman penduduk sekitar desa Kuala Tanjung, Batu Bara.

Pabrik milik Wilmar Group yang dipimpin Yoopie Algerie di Kuala Tanjung ini ditengarai mencemari lingkungan dan pemukiman penduduk diduga hingga dalam radius lebih dari 1 Kilometer.

Marta misalnya, salah seorang warga sekitar pabrik, mengaku mengeluhkan dampak proyek pengalian lokasi tanah milik pabrik PT Multi Mas Nabati disekitar rawa-rawa Pabrik, yang dekat dengan rumahnya, hingga sebabkan air bersih di tanahnya tercemar mengakibatkan efek gatal-gatal.

Tak hanya itu, sawitnya juga mati dituding karena ulah pabrik.

Terkait keluhan Warga, Staf Humas PT Multias Nabati, Muhammad Rasyid mengaku sudah menindaklanjuti keluhan warga.

Rasyid bilang, sejak pada sabtu, 8 Agustus 2020 lalu, pihaknya sudah menindaklanjuti keluhan Marta selaku warga yang terdampak  pengalian tanah parit milik PT Multi Mas Nabati, yang belakangan dituding warga menimbulkan dampak air bersih yang tak masuk ke tanah warga, hingga membuat air  warga berakibat gatal-gatal.

“Hari sabtu kita sudah menindaklanjuti keluhan ibu marta dengan membuat parit, sehingga air tidak masuk ke tanahnya” kata Muhammad Rasyid melaporkan untuk berita Kontra.id, Pada Minggu, 9 Agustus 2020 dini hari.

Kondisi Rawa-rawa yang disebut Rasyid dikeluhkan oleh ibu Marta, sudah  dibersihkan pihak pabrik.

Lebih lanjut Rasyid mengatakan, tidak benar kalo informasi proyek pengalian parit di tanah milik Wilmar Group ini dikaitkan dengan limbah Pabrik mencemari lingkungan warga sekitar parik.

“Karena tempat pembuangan limbah pabrik kita itu ada tempatnya sendiri, bukan ditempat yang dikeluhkan ibu Marta. Lokasi yang dikeluhkan ibu Marta itu Rawa-rawa pabrik yang digali. Rawa rawa itu kan berbeda dengan limbah” kata Rasyid.

Terkait tudingan warga yang menyebut pabrik telah lama mencemarkan air bersih hingga sebabkan warga gatal-gatal, Rasyid kemudian katakan warga disekitar pabrik tidak perlu hawatir lagi.

Sebab kata Rasyid, dalam waktu secepatnya, sesuai perintah Bos Pabrik PT Multi Mas Nabati, Yoopie Algerie, pihaknya akan segera
membangun sumur bor di sekitar pabrik untuk mengobat hati warga yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan air bersih, dampak dari pengalian yang disebut Rasyid sebagai rawa rawa pabrik.

Ditanya terkiat sawit warga disekitar pabrik yang dituding mati disebabkan limbah Multi Mas Nabati, Rasyid memisalkan banyak juga kebun sawit yang mati akibat air asin dan lebih-lebih karena tidak dirawat oleh pemilik.

“Nah bisa jadi itu bukan efek Multi Mas saja, efek dari pembagunan kawasan industri di Kuala Tanjung juga, namun untuk sawit milik ibu Marta yang mati dikaitkan dengan efek pabrik kita itu tidak benar, katena setelah kami cek kebun sawitnya tidak terawat,” katanya

Ditanya soal pengelolaan limbah Pabrik Multi Mas Nabati, Rasyid mengatakan tidak ada masalah.

Dia bilang soal limbah di sekitar pabrik itu sudah dijalankan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

“Bahkan kita setiap bulan wajib melakukan audit internal dan eksternal terkait pengelolaan limbah kita dengan transparan, tidak ada masalah soal limbah kita” tambah Rasyid panjang lebar.

Hingga saat ini, lanjut Rasyid, pengelolaan limbah Pabrik PT Multi Mas Nabati sudah baik, berulang kali dia menjamin tidak ada masalah pabrik dengan limbah.

“Setiap bulan kita juga ada melaporkan pengelolaan limbah kita ke Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Batu Bara, provinsi hingga kepada Kementrian, jadi kalo limbah tercemar sudah ditutup Pabrik kita sama pemerintah, kenyataannya kan tidak ditutup, artinya kita tidak pernah melanggar” tegasnya.

Namun Rasyid juga menyadari, dampak negatif perusahaan PT Multi Mas Nabati terhadap lingkungan di daerah itu pasti ada.

“Ya pasti ada,” kata Rasyid.

Namun Rasyid juga mengatakan efek positif berdirinya PT Multi Mas Nabati di Kuala Tanjung  jauh lebih banyak lagi dari pada negatifnya.

“Seperti UMKM disekitar pabrik kita saat ini sudah tumbuh jauh lebih pesat. Dan Saat ini PT. Multi Mas Nabati telah memiliki lebih kurang 700 karyawan ditambah lebih kurang 1.200 tenaga kontraktor yang 95% yang bekerja adalah anak Batu Bara khususnya sekitar pabrik,” tungkasnya. **

An introverted mind wanderer who loves writing to heal, help, and live. Photography enthusiasts and philosophy admirer.

3,124 Comments

More in KILAS DAERAH

To Top