Kontra.id — kabupaten Batu Bara yang dipenuhi dengan ribuan industri, bukan hanya menjadi daya tarik oleh ribuan masyarakat untuk mengadu nasib menjadi buruh pabrik. Bahkan saat memasuki hari Natal dan tahun Baru 2020, ratusan orang dari luar kota dan kabupaten lain justru berbondong-bondong menyerbu kabupaten Batu Bara untuk bergantung hidup menjadi pengemis dan gelandangan.
Dengan membeludaknya persaingan dengan meningkatnya jumlah migrasi pengemis di Batu Bara, dengan dalih sesama mencari bebuahan rejeki, hal itu justru dianggap wajar oleh Kepala Dinas Sosial Batu Bara, Ishak Liza.
“Secara historis, memang keberadaan gelandangan dan pengemis dari dulu hingga sekarang tetap ada dan tak pernah bisa dihilangkan, tapi saya pastikan kebanyakan dari mereka itu adalah pendatang baru yang berasal dari daerah luar, tidak ada dari kabupaten Batu Bara” kata Ishak melaporkan untuk Kontra.ID, Senin, (23/12) di Lima Puluh.
Kepala Dinas Sosial kabupaten Batu Bara, Ishak Liza (Foto ist.dok/2019)
Ishak tampak enggan dipusingkan dengan maraknya para pengemis, walau disisi lain ia mengaku ada banyak tantangan dalam menghadapi gap-gap Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) itu.
Seperti orang miskin kata Ishak, para pengemis dan gelandangan, juga ada banyak orang gila dan setres yang harus dia tangani. Disisi lain Ishak juga mengaku tergolong masih baru menjabat di dinas Sosial, sehingga ia merasa perlu lagi banyak belajar.
“Memang karna saya masih baru di jabatan sosial ini, jadi saya harus banyak mempelajari dalam menangani masalah baik itu orang gila, gelandang, pengemis yang secara fasilitas Pemerintah Batu Bara sendiri memang tak memadai dalam menaggulangi masalahnya, namun tak berarti Pemerintah Batu Bara tinggal diam saja terhadap persoalan mereka,” kata Ishak.
Potret Pengemis di tengah Kepadatan Lalu-lintas, terlihat Seorang pengemis sedang meminta-minta uang di Jalan Lintas Sumatera, Kelurahan Indrapura dengan kaki pincang.
Lebih lanjut Ishak mengatakan Kabupaten Batu Bara memang menjadi salah satu daerah idaman bagi para pengemis. ada hal yang perlu dipahami dalam menghadapi penyakit masyarakat tersebut, bahwa Batu Bara adalah kawasan strategisnya provinsi dan nasional, sehingga sangat banyak peluang bagi pengemis masuk ke Batu Bara.
“Jadi wajarlah, di daerah industri ini menjamurnya pengemis setiap tahunnya, kan peredaran uang cukup tinggi di Batu Bara, jadi barang kali kita harus pahami juga kemungkinan besar pegemisnya bukan orang Batu Bara. Dan sekali lagi, bukan berarti Pemerintah Batu Bara menyepelekan persoalan ini ya” katanya.
Potret Pengemis di tengah Kepadatan Lalu-lintas, terlihat Seorang pengemis sedang meminta-minta uang di Jalan Lintas Sumatera, Kelurahan Indrapura dengan kaki pincang.
Saat ditanya dengan cara apa Pemerintah Batu Bara menangani patalogi sosial ini, Pejabat berkepala Plontos itu menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk melaporkannya ke Dinas sosial, sehingga pihaknya mudah mengidentifikasi siapa-siapa saja yang jadi pengemis di Batu Bara .
“Setrategianya apa yang kita lakukan? Nah kita himbau kepada masyarakat agar melaporkan ke Dinas Sosial, agar kita mudah mengidentifikasi dan memberikan penagganan,” ucapnya.
Ditanya penaganan seperti apa, Matan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga kabupaten Batu Bara ini justru berujar akan mempelajarinya lagi.
“Nanti akan kita pelajari lagi mekenismenya, kan saya masih baru menjabat di Dinas Sosial ini,” alibinya.
Potret Pengemis di tengah Kepadatan Lalu-lintas, terlihat Seorang pengemis sedang meminta-minta uang di Jalan Lintas Sumatera, Kelurahan Indrapura dengan kaki pincang.
Terkait program pencegahan Migrasi para pengemis, Ishak mengatakan belum terfikir melakukan patroli di sejumlah titik rawan pengemis.
Ditanya terkiat pencegahan terhadap peningkatan populasi pengemis yang terlihat membeludak saat memasuki hari Raya Natal dan tahun Baru, Ishak sekali lagi mengaku sama sekali belum memikirkanya.
“Belum ada rencana khusus melakukan penertiban, tapi tindakan persuasif tetap kita lalukan,” katanya
Potret Pengemis di tengah Kepadatan Lalu-lintas, terlihat Seorang pengemis sedang meminta-minta uang di Jalan Lintas Sumatera, Kelurahan Indrapura dengan kaki pincang.
Ditanya tidakan persuasif seperti apa, Ishak kembali mengeles.
“Tergantung masyarakatnya,”, katanya.
Saat dihubungkan meningkatnya populasi karna kalahnya Dinas Sosial dalam melawan keberadaan para pengmis, Ishak membantah.
“Kita tidak melihat kesana ya, kita hanya melihatnya sebagai sebuah persoalan (patalogi) sosial yang secara pasti dimana pun dan sebesar apapun daerahnya pengemis itu pasti tetap ada” pungkasnya.
Pingback: viagra with dapoxetine results
Pingback: ventolin hfa 100 mcg inhaler
Pingback: health canada hydroxychloroquine
Pingback: hydroxychloroquine clinical trials results
Pingback: cheap generic hydroxychloroquine
Pingback: cost of hydroxychloroquine 200mg
Pingback: pink pill ivermectil for females
Pingback: dapoxetine price
Pingback: stromectol trihydrate and antiparasitic potassium tablets
Pingback: stromectola and treat parasite infestations
Pingback: soolantra tablet uses
Pingback: deltasone medication
Pingback: stromectol 1 gram
Pingback: gay dating australia
Pingback: where to buy ivermectin online without rx
Pingback: ivermectin coronavirus in humans
Pingback: buy stromectol tablets
Pingback: hydroxychloroquine de 6
Pingback: ivermectin for sale online
Pingback: ivermectin price in india
Pingback: cialis and muscle pain
Pingback: buy clomiphene online no prescription
Pingback: how quickly does ivermectin work
Pingback: viagra capsule price
Pingback: best viagra brand in canada
Pingback: canadian online pharmacies legitimate
Pingback: over the counter stromectol for sale
Pingback: sildenafil over the counter south africa