Connect with us

Sahur Berdarah di Pagurawan

Tawuran antar bocah dengan lemparan batu di Pagurawan, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara. Foto Istimewa: KONTRA.ID @2020.

KILAS DAERAH

Sahur Berdarah di Pagurawan

Tawuran antar bocah terus terjadi. Benahi profesionalitas polisi, terlebih pemerintah dan pengawasan orang tua diharap diperketat. Hingga saat ini, kepolisan belum mengetahui akar masalah ini. Bayangkan, selama puasa, puluhan bocah saling serbu hingga merusak sejumlah rumah warga. Peristiwa di subuh buta yang mencemaskan itu, terjadi pada Sabtu, 25 April 2020 di Pagurawan.

Kontra.id — Entah apa yang merasuki para bocah – bocah ini. Tawuran puluhan bocah kembali terjadi di pagurawan, Medang Deras, kabupaten Batu Bara, pada Sabtu (25/4/2020) dini hari tadi.

Kejadian ini mengakibatkan seorang bocah, sebut saja namanya Dede kurang lebih berusia 7 tahun, kepalanya sedikit terluka mengeluarkan darah akibat terkena lemparan batu dari serangan kelompok geng lawan seusai sahur.

Kegiatan para bocah yang semulanya diniatkan untuk jalan-jalan usai jam sahur, berujung vandalisme, seperti tawuran antarkelompok bocah hingga perbuatan lempar batu yang sebagian merusak sejumlah rumah warga sekitar, yang akhirnya juga menyasar kepala Dede.

“Tadi ada salah satu anak kepalanya kena lempar batu, berdarah dikit,” kata salah seorang warga, Safar. Kata Safar anak itu langsung lari ke arah gang sawuh.

Safar bilang, kejadian ini bukan hanya menjadi penyakit tahunan, jauh hari sebelum puasa, kejadian vandalisme tersebut kerap dilakukan oleh para bocah ini.

“Hampir setiap malam anak-anak ini tawuran kerjanya, sangkin seringnya polisi disini pun sering absen setiap kali ada tawuran, padahal lokasi Polsek dekat, ya mungkin karena kejadian ini sudah dianggap biasa karena setiap kali ditelpon tak datang,” katanya.

Safar berpendapat, hingga sekarang penyakit ‘vandalisme’ ini masih belum terselesaikan baik dari pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah setempat maupun pencegahan dari kepolisian.

Tawuran antar bocah di Pagurawan, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara. Foto: KONTRA.ID.

“Dari tahun ke tahun karena memang belum ada pembenahan maupun pencegahan yang serius dari kedua aparat ini,” katanya.

Pokok masalah itu juga, Safar menduga juga berasal dari keluarga anak miskin yang kurang mendapat perhatian di lingkungan keluarganya. “Terutama anak-anak yang tumbuh kembang di lingkungan yang kerap memperlihatkan praktik kekerasan.

Akhir kata, Safar berharap Masyarakat dan pemerintah termasuk juga kepolisian jangan melihat hilirnya saja. Tidak melihat apa yang dialami anak-anak itu.

Tawuran antar bocah dengan lemparan batu di Pagurawan, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batu Bara. Foto Istimewa: KONTRA.ID @2020.

“Bagaimana kehidupan dan tempat lingkungan anak-anak ini berkembang nantinya kalo tidak dicegah dari sekarang,” ucapnya.

Menanggapi hal ini, Kapolsek Medang Deras AKP Jhony Andreas Siregar dikonfirmasi merasa dipusingkan dengan kelakuan warga Pagurawan yang doyan melakukan tawuran.

“Tawuran itu sudah dari dulu, sudah bertahun-tahun, bukan pas bulan puasa ini saja,” kata Jhony.

Terkiat ada korban anak-anak yang kepalanya berdarah atas pristiwa tersebut, AKP Jhony bilang “hingga saat ini pihak kepolisian belum menerima laporan dari pihak korban,” katanya meskipun demikian, pihaknya akan terus berupaya melakukan langkah pro aktif dalam mencegah tawuran itu.

“Selama ini jika kita mendapatkan informasi tawuran kita selalu lakukan patroli,” dalihnya.

Kapolsek Medang Deras Joni Adreas Siregar. (Foto Istimewa/KONTRA.ID).

Suasana semakin sulit, kata Kapolsek, saat pihaknya melakukan patroli ke tempat terjadinya peristiwa tawuran, namun saat dicek di lokasi tempat kejadian tidak ada ditemukan tawuran.

“Jadi kalo kita hanya mengharap polisi saja mungkin sulit 24 jam menjaganya tanpa keterlibatan masyarakat langsung, jadi peran serta dari orang tua mereka juga sangat diharapkan, dan orang tua juga harusnya pro aktif melarang anaknya keluar,” katanya.

Karena menurut cacatan Polsek Medang Deras, AKP Jhony Andreas Siregar mengakui pagurawan memang menjadi indikasi tempat kericuhan antar geng anak-anak.

“Pelakunya ini memang rata rata masih anak-anak, sampai sekarang ini menurut catatan kita akar masalahnya belum jelas, karena masyarakat disini pun tidak mau memberikan informasi ke kita, setiap kali kita patroli, orang orang tua kita disini juga tak mau menjelaskannya,” cetusnya.

Kapolsek Medang Deras Joni Adreas Siregar. (Foto Istimewa/KONTRA.ID).

AKP Jhony pun mengeluh, saat menghadapi tawuran ditengah jumlah personil kepolisan yang terbatas, sementara bukan hanya kasus tawuran saja yang dia urus.

“Banyak tugas kita di Polsek Medang Deras ini yang harus kita kerjakan, karena jumlah polisi kita hanya 24 orang, tidak hanya ngurusi ini saja kerja kita. Jadi peran masyarakat, perangkat Kelurahan, Camat juga seharusnya  ikut pro aktiflah, ” pungkasnya. *

An introverted mind wanderer who loves writing to heal, help, and live. Photography enthusiasts and philosophy admirer.

652 Comments

More in KILAS DAERAH

To Top