Bupati kabupaten Batu Bara Ir Zahir MAP saat memimpin konsuktasi Publik Rencana Pengadaan Tanah, untuk pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung, di Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, pada Selasa (18/2/2020) lalu - KONTRAID/ Muhammad Arifin Efendi | Foto Istimewa.

KILAS DAERAH

Bupati Zahir Mengaku Diteror Pelindo

Zahir mengklaim dirinya diteror dan dikejar-kejar oleh pihak Pelindo sesaat setelah dirinya dilantik menjadi Bupati Batu Bara agar penlok (penetapan Lokasi) diserahkan ke Pelindo.

Tuah Aulia Fuadi

Published on 22 Februari 2020

3,694 Comments

Kontra.id — Kekaguman Warga Desa Kuala Indah, terhadap kepemimpinan Bupati Kabupaten Batu Bara Zahir, nampaknya sulit untuk dirubah.

Itu tercermin dari pernyataan Zahir saat menghadiri Konsultasi Publik Rencana Pengadaan Tanah, untuk pengembangan Pelabuhan atau Hub Internasional Kuala Tanjung, di Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei Suka, Batu Bara, Selasa (18/2) lalu.

Ratusan warga yang terdampak pembangunan mega proyek tampak memadati lokasi konsultasi publik.

Zahir mengingatkan warga agar tak menyia-nyiakan keberadaan proyek pengembangan Hub Kuala Tanjung, yang dianggap telah berhasil mengangkat nama baik Kabupaten Batu Bara dikancah internasional.

Dikatakan Zahir, berkat dari rahmat Tuhan Maha Esa, potensi kecamatan Sei Suka kini diyakini punya banyak potensi sumberdaya alamnya yang pas dengan perairan laut dan cocok untuk aktivitas pelabuhan antar dunia, dia berharap masyarakat bijaklah memanfaatkan peluang itu.

“Artinya bapak dan ibuk harus bersyukur,” kata zahir

Ia mencontohkan, tidak akan mungkin ada pelaku industri besar yang disebut sebagai investor mau menanamkan investasi atau modalnya di Kuala Tanjung, jika saja kepemimpinannya tidak punya trust atau kepercayaan.

Dan Bupati, kata Zahir punya itu.

Dan masyarakat dia sebut bakal rugi jika tak mau membantunya.

Meskipun Sekda kabupaten Batu Bara Sakti Alam Siregar, belum lama ini dikonfirmasi mengungkapkan, Bupati Batu Bara Zahir tak lagi punya kewenangan setelah petetapan lokasi (penlok) atau peta lokasi diterbitkan.

Meski demikian Zahir mengaku telah lama memegang peta lokasi atau penlok sesaat setelah dirinya dilantik menjadi Bupati Batu Bara.

“Bahkan diawal saya menjadi Bupati, (pihak) pelindo minta penetapan lokasi kepada saya, saya bilang tidak,” klaimnya.

Berbeda pendapat dengan Sekda Kabupaten Batu Bara, menurut Sakti Alam Siregar, secara etika administrasi proyek pembangunan Nasional, Penlok tidak akan selesai selama lahan pemilik tanah belum diukur dan didata.

Meski demikian, Zahir mengkalim telah lama memegang penlok itu.

“Saya tidak akan kasi peta lokasi, penlok namanya kalo Pelindo tidak mau memberikan jaminan pembayaran ganti untung kepada bapak ibuk sekalian, katanya.

Zahir mengungkap dirinya sampai diteror pihak Pelindo sesaat setelah dirinya menjadi Bupati agar penlok itu segera diserahkan ke Pelindo.

“Bahkan selama setahun ini setelah saya menjadi Bupati, mohon maaf bapak ibuk, saya dikejar-kejar sama Pelindo meminta penlok ke saya, saya katakan tidak,” klaimnya lagi.

Zahir mengulang klaimnya, jika dirinya memberikan peta lokasi saat itu juga, “yang rugi adalah Masyarakat, tepuk tangan buat kita semua” tambah Zahir disambut aplaus meriah dari warga.

Atas alasan itulah, Zahir minta Masyarakat tak lagi rewel saat rumah dan tanahnya diukur dan didata Pemerintah Daerah.

“Saya tidak mau ketika Penlok saya tetapkan tanah itu tidak diganti rugi sama pelindo, asalkan bapak Ibuk membantu saya, tak ribut saat tanahnya didata dan diukur,” cetusnya. ***Muhammad Arifin Efendy/TAF.