Kontra.ID – Dengan slogan ‘Indonesia Maju’, Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka akan segera dilantik pada 20 Oktober 2024 besok.
Visi mereka, “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045,” ibarat obor yang menyala, mewarisi api perjuangan dari tangan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, yang telah meletakkan fondasi kuat bagi masa depan pembangunan bangsa.
Penggunaan frasa ‘Maju’ dalam slogan Prabowo-Gibran adalah seruan untuk mengarungi samudra pembangunan yang lebih luas. Frasa ini menyerukan perubahan yang merata hingga ke pelosok, menjangkau setiap jengkal tanah air, termasuk di Kabupaten Batubara. Di daerah ini, sebuah manifesto tentang ‘Batubara Maju’ yang diusung oleh pasangan calon Zahir-Aslam dalam Pilkada 2024, adalah kelanjutan dari semangat pembangunan yang sebelumnya diwarnai oleh slogan ‘Batubara Bisa’. Laksana sungai yang mengalir, konsep ini akan membawa perubahan dari hulu hingga hilir.
Sekretaris Tim Pemenangan Zahir-Aslam, Arwan Syahputra (di sebelah kaanan dari samping Ketua DPRD kabupaten Batu Bara, Mhd Syafi’i)
Sekretaris Tim Pemenangan Zahir-Aslam, Arwan Syahputra Mengatakan bahwa secara harfiah, kata ‘maju’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti ‘bergerak ke depan atau menuju keadaan yang lebih baik’. Seperti layar kapal yang membentang dihembus angin, ‘Maju’ menjadi simbol harapan dan arah yang jelas, memandu Kabupaten Batubara menuju arah pembagunan yang berkelanjutan.
Arwan Syahputra kemudian mengibaratkan slogan atau manifesto ‘Batubara Maju’ ini sebagai kompas yang menuntun arah perjalanan pembangunan. “yakni Birokrasi yang efisien, pembangunan infrastruktur, dan kesejahteraan masyarakat adalah mercusuar yang akan membawa Kabupaten Batubara menuju pantai harapan. Insya Allah, di bawah kepemimpinan Zahir-Aslam, daerah, desa, dan masyarakat Batubara akan bergerak menuju puncak kemajuan,” ujarnya, Sabtu (19/10/2024).
Pasangan Zahir-Aslam, nomor urut 3 di Pilkada Batubara, tambah Arwan ” akan membawa visi yang terang, yakni ‘Terwujudnya masyarakat Kabupaten Batubara yang Cerdas, Sejahtera, Maju, Berbudaya, dan Berkah, berbasis pembangunan yang unggul, berkelanjutan, dan berdaya saing’. ” terangnya.
Arwan juga mengaitkan kekuatan visi Zahir-Asalam ini dengan teori Taufik Abdullah (1996), yang menyebut bahasa politik adalah cermin dari kekuatan narasi pembangunan. Seperti halnya kata-kata yang bisa menyalakan bara semangat, ‘Batubara Maju’ bukan sekadar ungkapan, tapi juga sekaligus mantra optimisme yang dapat menggerakkan rakyat kepada kemajuan”.
“Seperti perahu yang dilengkapi dayung, konsep ‘maju’ menggerakkan arah pembangunan. Tanpa bahasa yang kuat, kebijakan tak akan berlayar jauh; tetapi dengan slogan seperti ini, semangat masyarakat terangkat,” tambahnya.
Arwan menekankan, optimisme ini tidak jauh berbeda dengan visi besar nasional di bawah Prabowo-Gibran yang juga mengusung Indonesia Maju. Ia menggambarkan pembangunan sebagai sebuah perjalanan bersama, di mana kapal besar Indonesia bergerak menuju tujuan yang sama.
“Sebagaimana bangsa ini berusaha menjadi negara maju, begitu juga Zahir-Aslam berupaya untuk memastikan Kabupaten Batubara tidak tertinggal. Sinergi ini adalah bukti bahwa pembangunan nasional dan daerah adalah dua sisi dari mata uang yang sama,” tuturnya.
Mantan aktivis gerakan Omnibuslaw di daerah ini juga membandingkan konsep ‘maju’ dengan istilah negara maju dan berkembang. Seperti ladang yang terus digarap, ‘maju’ adalah tanda bahwa pembangunan tidak pernah berhenti. “Zahir menanam benih industri di periode sebelumnya pada 2018-2023, dan sekarang ia menabur harapan dengan konsep ‘maju’. Inilah perjalanan yang tidak bisa dihentikan, karena fondasinya sudah diletakkan, setelah membagun masyarakat industri kini tugasnya memicu kemajuan daerah dan masyarakatny,” ucapnya.
Arwan menyatakan bahwa konsep ‘maju’ akan terwujud bila rakyat sejahtera, lapangan pekerjaan tersedia, dan kemiskinan diberantas. “Seperti embun pagi yang menyegarkan tanah kering, kesejahteraan dibawah pimpinan Zahir-Aslan akan menyuburkan masyarakat Batubara. Kata ‘maju’ dalam ‘Batubara Maju’ adalah akronim dari Mandiri, Amanah, Juara, dan Ulet yang akan memampukan daerah ini untuk bertahan di tengah badai perubahan global.” Katanya.
Arwan kemudian mengutip data statistik untuk menunjukkan hasil nyata dari kepemimpinan Zahir Pada 2018-2023, jumlah penduduk miskin di Batubara menurun menjadi 49,18 ribu jiwa, berdasarkan data BPS. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan, mencapai angka 72,56, meningkat 3,05 poin dari tahun sebelumnya.
“Angka-angka ini ibarat peta perjalanan yang menunjukkan arah perkembangan yang benar. Peningkatan IPM terjadi di semua dimensi, baik kesehatan, pengetahuan, maupun standar hidup yang layak. Semua ini adalah bukti nyata dari kerja keras Zahir selama menjabat,” jelasnya.
Menutup pernyataannya, Arwan menyatakan bahwa manifesto ‘Batubara Maju’ adalah jawaban atas tantangan pembangunan di masa depan. “Seperti matahari terbit yang tak dapat dihindari, pembangunan harus terus berjalan. Dan dengan mendukung pasangan Zahir-Aslam, kita akan memastikan bahwa Batubara tidak hanya melangkah, tetapi berlari menuju masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat,” pungkasnya.