Connect with us

Persamaan Hak Perempuan, Dan Urgensinya Mengapa Ia Harus Berpengetahuan?

Opini

Persamaan Hak Perempuan, Dan Urgensinya Mengapa Ia Harus Berpengetahuan?

Annisa Chairani Hasibuan Mahasiswi fakultas hukum Unimal

Persamaan Hak Perempuan, Dan Urgensinya Mengapa Ia Harus Berpengetahuan?

Karena sejatinya Perempuan adalah aktor strategis di dalam pendidikan, pembangunan, rumah tangga. Tidak hanya berperan di desa-desa, tetapi juga berperan secara nasional yang dapat mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera

KONTRA.ID-,Setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan pada dasarnya di lahirkan dengan hak yang sama. Berpijak dari kesamaan itu, sudah seharusnya mereka memiliki akses yang sama pula dalam segala hal, diantaranya: pendidikan, pengambilan keputusan, kesehatan, dan pelayanan penting lainnya. Meskipun pemerintah telah memiliki kebijakan untuk memberantas buta huruf, tetap saja banyak anak-anak, remaja, dan dewasa yang tidak berpendidikan khususnya kaum perempuan.

Bebicara tentang perempuan, tidak sedikit hasil kajian yang menyebutkan bahwa perempuan dan anak masih tergolong kelompok rentan yang sering mengalami berbagai masalah, seperti kemiskinan, konflik, kekerasan, bencana alam dan sebagainya.

Hal itu tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga dinegara-negara lainnya. Di era emansipasi seperti sekarang, perempuan Selalu dianggap sebagai kelompok kelas kedua (subordinat) sehingga mereka tidak memperoleh persamaan hak dengan laki-laki. Mereka selalu beranggapan perempuan dinilai hanya untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga.

Beberapa dekade ini, perempuan mulai bangkit dan berhasil membuktikan bahwasanya keberadaan seorang perempuan layak untuk diperhitungkan. Kecerdasan serta kemampuan perempuan-perempuan Indonesia, khususnya, tidak bisa lagi dianggap remeh karena telah turut berkontribusi terhadap pembangunan.
Salah satu contoh, peran perempuan di dalam upaya meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Di sektor perikanan, data Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) 2015 menyebutkan, perempuan mengerjakan 70% pekerjaan produksi perikanan dengan waktu kerja hingga 17 jam.

Selain itu juga bisa kita contoh kan tokoh-tokoh perempuan hebat seperti :


1.Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti yang merupakan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019. Ia juga dikenal sebagai orang yang berjasa dalam kelautan Indonesia. Perempuan yang satu ini selalu menjadi sorotan publik karena sikapnya yang tegas dalam mengambil keputusan. Kata ‘tenggelamkan’ pun selalu keluar dari mulutnya setiap ada kapal asing yang memasuki wilayah Indonesia.

2.Najwa Shihab

Nama ini tentu tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Ia dikenal sebagai jurnalis perempuan yang tak diragukan lagi dalam hal berpikir kritis serta keberaniannya mengungkap kebenaran. Sosoknya yang cerdas dan berwibawa ini juga sukses menginspirasi para puan di luar sana.

3. Raden Ajeng Kartini

Ra Kartini adalah pahlawan nasional yang memperjuangan emansipasi perempuan. surat-surat yang di bukukan dengan tajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang” memuat cita-cita dan pemikiran-pemikirannya dalam memperjuangan hak-hak perempuan di Indonesia.

4. Dian Sastrowardoyo

Dari industri hiburan, ada sosok Dian Sastrowardoyo. Tak hanya menginspirasi karena kepiawaiannya berakting, namun sosok aktris cantik yang satu ini juga aktif dalam kegiatan sosial. Di tengah kesibukannya sebagai selebritis, ia membuktikan kalau perempuan juga bisa melakukan banyak hal secara bersamaan.

5. Anne Avantie

Anne Avantie merupakan sosok desainer legendaris. Lewat karyanya dengan merancang sederet kebaya, menjadi bukti jika Anne Avantie juga berjuang melestarikan salah satu ciri khas dan budaya Indonesia. Tak bisa lagi dihitung dengan jari, Anne Avantie telah melahirkan banyak karya yang pastinya sangat luar biasa dan dikenal hingga dunia internasional.

Anggapan tentang ilmu pengetahuan adalah harus didominasi oleh kaum laki-laki kini terbantahkan serta prempuan tidak memiliki kontribusi apa-apa dalam bidang ilmu pengetahuan pun terelakkan. Karena dalam sejarah yang panjang, banyak perempuan yang berperan penting dalam pelestarian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Karena memang definisi pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan individu-individu baik laki-laki maupun perempuan untuk mentransmisikan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, dan bentuk-bentuk ideal kehidupan dalam meneruskan aktivitas kehidupan secara efektif dan berhasil.

Keinginan untuk lebih meningkatkan kualitas kaum perempuan dewasa ini telah mampu meningkatkan tingkat partisipasi kaum perempuan di dunia pendidikan bahkan di beberapa daerah maju, tingkat partisipasi kaum perempuan di dunia pendidikan sangat tinggi dibandingkan kaum laki-laki.

Namun demikian, tingginya partisipasi perempuan di dunia pendidikan belum di iringi dengan perubahan kultur yang menunjukkan keseimbangan antara fungsi dan potensi laki-laki dan perempuan. Oleh karena itu satu hal dari tujuan emansipasi adalah mendorong terwujudnya kesertaan gender dan memberdayakan kaum perempuan.

Dalam sebuah forum Trading Development and Gender Equality yang berlangsung di sela Asian Development Bank Annual Meeting 2019 di Nadi, Fiji, Sabtu (4/5) lalu, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Menteri PPN/ Bappenas) menyebutkan kaum perempuan adalah aset, potensi, dan investasi penting bagi Indonesia yang dapat berkontribusi secara signifikan sesuai kapabilitas dan kemampuannya. Lebih mengerucut lagi, dalam konteks pembangunan. Apalagi pemberdayaan perempuan begitu erat kaitannya dengan memperbaiki kualitas generasi penerus bangsa. Mengingat, perempuan adalah pendidik pertama di dalam keluarga (madrasah utama).

Berdasarkanrkan prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 lalu, populasi Indonesia pada 2018 mencapai tak kurang dari 264,2 juta jiwa atau 50,2% adalah laki-laki sementara 131,5 juta jiwa atau 49,8% adalah perempuan. Sedangkan, Indeks Pembangunan Gender (IPG) Indonesia diketahui mengalami kenaikan dari 90,82 pada 2016 menjadi 90,99 di 2018.

Karena sejatinya Perempuan adalah aktor strategis di dalam pendidikan, pembangunan, rumah tangga. Tidak hanya berperan di desa-desa, tetapi juga berperan secara nasional yang dapat mengubah kehidupan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera. 

 

Penulis : Annisa Chairani Hasibuan, Mahasiswa hukum Universitas Malikussaleh

Continue Reading
You may also like...

Ikhtiar manusia dan Takdir dari Tuhan

7 Comments

7 Comments

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

More in Opini

To Top