KONTRA.ID- Dalam hening aku berdamai dengan keadaan, melihat kebijakan dengan mata jeli, aku menulis ini tanpa emosi.
Pak Rektor Unimal yang sering disebut AYAH oleh para mahasiswa Universitas Negeri Malikussaleh akhirnya mahasiswa mu merasa di PHP kan atas edaran mendadak itu.
Pada pagi hari yang cerah di hari Senin 30 Agustus 2021, ratusan mahasiswa mu berdiri di gerbang kampus yang mereka cintai sambil menyebut-nyebut jabatan mu.
Maka dengan itu aku berimajinasi kembali seakan berbincang langsung pada Bapak Rektor Unimal dan akan ku sebut namanya ayah.
Pebincangan itu akan keluar kalimat, Aku yakin ayah mendengarkan anak-anak mu yang berdiri di pagi hari yang cerah itu, walaupun metodenya mungkin dari sela jendela, atau Instagram pribadi, ataupun juga dari grup WhatsApp yang ayah miliki
Mungkin benar mata ayah ditutup oleh kertas aturan, namun aku yakin mata hati ayah sedih melihat anak-anak mu.
Ku yakin sang ayah tak mungkin memutar kepala soal surat edaran, jika tidak ada perintah perundang-undangan.
Sang ayah, tak lah mungkin buat gelombang yang gelap, tak juga buat iklim pendidikan yang kabur, karena ayah mestilah menyayangi anak dan pasti bakal punya rindu dekat dan harmonis pada anak-anaknya.
Tapi aku pahami , tak lah perubahan diterapkan jika tak melihat aturan dan keadaan, aturan yang mengekang buatmu harus keluarkan kebijakan. Jika tak tidak, mungkin sanksi menati engkau selaku pimpinan, sedang ASN tak mungkin kangkangi perintah undang-undang.
Maka dengan itu ayah, aku akan bantu supaya penglihatan mu tak lagi di tutupi dengan aturan yang menjauhi mu dengan anak-anak mu.
aku dan mereka, mungkin juga kita semua, bersama akan berjuang, agar tak ada lagi jarak diantara kita, supaya bisa kami memeluk dirimu dengan kebijaksanaan didalamnya
Atau Mungkin aturan PPKM yang membuat kita jauh dan berjarak ayah ???
Kalau emang mungkin, akan kami cari dan telusuri, pembuatan aturannya itu ayah, dan akan aku sampaikan pada dirinya dengan nada keras untuk memikirkan ulang aturan itu karena telah membuat kita jauh dan tak bisa lagi mendapatkan ilmumu secara langsung.
____________________
“Ayah kami mungkin mata mu ditutup aturan, entah ini perumpamaan atau kenyataan, yang jelas ku tahu tak lah kebijakan tanpa sandaran”
Cepatlah sembuh negeriku
Kami rindu pendidikan seperti dahulu
Kampus ini terlalu hebat,
Kami ingin capai Unimal inklusif dan pro perubahan
Oleh : Ahmadi Ritonga
Pegiat Kebijakan Publik
1 Comment
You must be logged in to post a comment Login