Kontra.id — Petinggi Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) Kabupaten Batu Bara, Ok Ulung Aziz memperingatkan DPD Lira Kota Tebing Tinggi untuk tidak asal bicara mengenai produksi minyak goreng PT Multi Mas Nabati.
Bahkan, Ulung Aziz menyebut pengurus DPD Lira Kota Tebing Tinggi tidak pantas menghardik PT MNA karna tak mampu memberikan pendapat yang ilmiah soal produksi minyak perusahaan Wilmar Group yang beroperasi di Kuala Tanjung tersebut.
Ulung Aziz menilai, DPD Lira Tebing Tinggi tak paham aturan main dalam memberikan kritikan yang konstruktif sebagai NGO ternama di Indonesia karna telah menuding PT MNA memproduksi minyak goreng tak higenis pangan bagi masyarakat Sumut.
“Memang DPD Lira (Tebing Tinggi) mengatakan diduga PT Multi Mas Nabati memproduksi minyak makan yang tidak higenis pangan. akan tetapi pernyataaan ini telah membentuk opini. Seharusnya mereka sebagai NGO bicara itu dengan data uji lab, nah itu dia yang buat kita keberatan” kata Ulung Aziz, saaat konferensi pers di Kuala Tanjung, didampingi kepala Humas PT Multi Mas Agus Sunyoto bersama Stafnya, Muhammad Rosyid.
Tidak hanya dituding memproduksi minyak tak higenis, Apiodo juga tak setuju minyak produksi PT MNA tersebut ditunding dapat membahayakan kesehatan bagi masyarakat Sumut.
Meski Ulung Aziz mengangap pengurus Lira Kota Tebing Tinggi ngomong dengan data ngaur, namun kepala Humas PT Multi Mas Nabati Agus Sunyoto mengaku tak ambil pusing soal keritikan mereka.
Apindo dan PT Multi Mas Nabati mengaku memaklumi tudingan yang dialamatkan Lira yang tak didasari dengan pendapat ilmiah.
“Kami telah memaafkan mereka, tapi ini yang terakhir. kalo nanti Lira Tebing Tinggi berulah lagi ya mau tidak mau kami keberatan. Apindo bersama PT MNA akan mensomasi mereka,” tegasnya.
Ulung Aziz mengklaim, PT MNA telah menjual produknya dengan konsumen melalui pengawasan ketat, mulai dari loading minyak curah ke angkutan truck tangki hingga melewati sembilan use quality control.
“Jadi mobil tangki itu di luar dari kepemilikan PT MNA, perusahaan menjual cukup sampai ke tangki saja yang telah melewati sembilan prosedur use quality control, setelah itu diluar dari tangung jawab PT MNA,” terangnya.
Ada sembilan prosedur loading (qualiy control) yang dipakai PT MNA untuk tetap menjaga kualitas produk PT MNA kepada masyrakat.
“Satu, cek dokumen. Dua, cek kebersihan mobil tangki oleh quality kontrol. Tiga, setelah penyataan bersih diberi kuality kontrol Pass. Empat, mobil tangki ditimbang kosong kemudian masuklah ke Pam House,” ucapnya.
Yang kelima, lanjutnya, yakni persediaan dari sumber tangki dicek terlebih dahulu oleh personil Pam House. Enam, cek quality minyak sebelum loading ke mobil tangki.
Lalu ke tujuh, setelah loading ke mobil tangki dicek kembali oleh qualitynya. Delapan, proses segel oleh Pam House (begitu dia berisi). Sembilan, minyak goreng yang diloadig harus berstandart SNI.
“Itu prosedur yang selama ini kita lakukan,” tegasnya.
Dengan tegas Apindo menjelaskan jika kualitas minyak yang beredar di regionalnya sama kuitasnya dengan kualitas yang telah diekspor ke luar negeri.
“Yang diekspor pun sama kualitasnya sama yang di situ (beredar di lokal),” pungkasnya.
Kontra.id masih berusaha menghubungi Wali Kota Lira Tebing Tinggi untuk meminta tanggapan prihal sikap Apindo, hingga berita ini digubrik, belum ada respons dari mereka. ***
Pingback: toys
Pingback: generic priligy best price
Pingback: hydroxychloroquine risk of death
Pingback: hydroxychloroquine 200mg tabs
Pingback: albuterol nebulizer box
Pingback: ivermectin 12
Pingback: stromectol amazon
Pingback: stromectol for pid
Pingback: free lesbian gay site dating
Pingback: ic stromectol 6 mg
Pingback: do i need prescription to buy ivermectin
Pingback: ivermectin toxicity canine