Pemkab Batubara Pastikan Stok Pangan Tetap Stabil Pasca Lebaran

Kontra.ID — Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda kabupaten Batu Bara, Renold Asmara, mengatakan, stok pangan di seluruh pasar kabupaten Batu Bara tetap stabil setelah lebaran ini.

Menurutnya, hal ini dikarenakan tersedianya pasokan pangan yang memadai.

“Sejauh ini, semua pasokan kebutuhan pokok pangan kita di Batu Bara masih aman. Karena aman itulah harga-harga mayoritas di pasar jadi turun, disebabkan pasokannya terjamin, suplynya juga cukup,” demikian dikatakan Renold kepada Kontra.ID, Senin (10/6).

Renold menuturkan, selama lebaran pun, harga pangan tetap terkendali.

Asisten II Setdakab Batubara bersama rombongan saat sidak ke Pasar.

Ia juga berharap, kebutuhan seluruh warga kabupaten Batu Bara akan pangan ini terus tetap berlangsung aman hingga beberapa pekan mendatang.

Menurutnya, kestabilan harga bahan pangan tersebut dilakukannya dengan menerapkan beberapa strategi, diantaranya dengan membagi tugas kepada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan dinas Koperasi Usaha kecil menegah.

Selain berkat dari strategi itu, dia pun bersama OPD tersebut dan satgas Pangan terus mengantisipasi meningkatnya kebutuhan masyarakat Usai Lebaran 2019 ini.

Renold optimis bahwa strategi tersebut sangatlah efektif dilakukannya bersama tim itu. Begitu pun dengan harga pangan di Pasar pasar tetap stabil, kata dia.

Hal ini ia nilai, telah memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan perekonomian khususnya di kabupaten Batu Bara.

“Berdasarkan pemantauan yang kami lakukan bersama tim, stok mayoritas sembako hingga saat ini masih mencukupilah,” tuturnya kembali

Ia menambahkan, stok kebutuhan pokok seperti gula pasir, minyak goreng, Bawang, Daging Sapi, Telor hingga beras bahkan mencukupi hingga usai Lebaran terhitung sejak per 10 Juni 2019 hingga sekarang ini.

Renol Asmara

“Secara keseluruhan memang stok ketersediaan mayoritas sembako kita cukup dan harganya dalam keadaan stabil semua, tapi ada satu komoditi kita yang masih belum stabil seperti cabai merah misalnya,” kata dia menjelaskan.

Sementara itu, untuk bawang putih yang sebelumnya mengalami kenaikan harga, kini telah menurun setelah produksi pasokannya mulai terpenuhi.

Berbeda dengan ketersediaan Cabai merah di pasar yang mengalami gejolak harga yang tak normal di beberapa pasar, disebabkan cuaca yang kurang bersahabat dan banyaknya serangan hama menyebabkan panen cabai di Batu Bara menjadi hancur.

Kerap kali faktor alam dan membeludaknya serangan hama itu menjadi sengkarut masalah melonjaknya harga pangan di kabupaten Batu Bara, tak lain, masalahnya lagi-lagi curah hujan tinggi.

Akibatnya, produksi menurun di tingkat petani, pasokan ke pasar jadi semakin memburuk, petani jadi merugi dan kelangkaan barang itu pun jadi berdampak pada naiknya harga komoditas cabai tersebut.

Akibatnya cabai yang ditanam oleh petani di Batu Bara pun jadi rusak dan busuk, sehingga tidak bisa didistribusikan ke pasar. Hal itulah yang membuat stok berkurang dan menyebabkan harga cabai itu jadi melangit.

“Biasanyakan kita adalah pemasok Cabai yang diperhitungkan untuk di Sumatera Utara, termasuk untuk pemasok daging sapi kita juga menjadi pemasok terbesar ke 5 di Sumut, masalahnya hari ini, kita memang belum memasuki musim panen saja.

“Mungkin karena musim tanam kita yang memang belum mencapai klimaks, jadi untuk harga cabai itu belum bisa kita stabilkan, jadi itu sebagai penyebab mengapa harga cabai sekarang belum bisa diturunkan pada saat ini, nah, kalo nanti kita sudah masuk masa pamen, mungkin itu harga akan kita tekan lagi lah (intervensi), kira kira begitu” pungkasnya.

Dirinya juga mengakui, produksi cabai saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan dalam daerah.

“Tapi secara keseluruhan produksi kita masih dalam kondisi aman,” Tutupnya