Connect with us

Distan Batu Bara Gandeng Profesor Atasi Virus Fusarium yang Kerap Ancam Para Petani

Dinas Pertanian dan Perkebunan Batu Bara gelar kegiatan pelatihan pembuatan pupuk oraganik, Rabu, (26/1/2022)

EKONOMI

Distan Batu Bara Gandeng Profesor Atasi Virus Fusarium yang Kerap Ancam Para Petani

Kontra.ID — Penyakit layu bakteri masih saja kerap mengancam kehidupan Petani cabai di seluruh Dunia, tidak terkecuali juga masih ditakuti oleh para petani Cabai yang ada di kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.

Bagi para petani di daerah ini, layu cabai karena jamur tular tanah atau yang dikenal dengan virus Fusarium; adalah salah satu jenis patogen (mikroorganisme parasit) tular tanah
yang dapat mematikan tanaman cabai secara luas dalam waktu yang sangat singkat, sehingga pernyakit yang timbul dari virus fusarium tersebut masih saja kerap menghantui para petani, khususnya petani di Desa Lubuk Cuik.

“Fusarium merupakan jamur yang ditakuti oleh petani cabai di Dunia. Jamur ini juga salah satu hama yang banyak menyerang tanaman cabai, khususnya di Desa Lubuk Cuik dan sekitarnya,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Batu Bara Muhammad Ridwan, SP, Agric, Sc, dalam siaran persnya pada kegiatan pelatihan pembuatan pupuk oraganik, Rabu, (26/1/2022).

Dalam kegiatan tersebut Ridwan menerangkan, jika tanaman cabai ini benar-benar terinfeksi penyakit Fusarium, maka sangat sulit bisa diobati dan tanaman cabai akan segera mati.

Bahkan, Penyakit tanaman ini lebih cepat menular dengan sangat luas dari tanaman satu ke tanaman lain, hingga dapat menyebabkan petani cabai jadi lebih cepat gagal panen, yang secara terus-menerus bakal merugikan dan mengurangi tingkat produktifitas para petani.

Dimana Potensi terjadinya gagal panen akan semakin besar mengingat dengan adanya serangan jamur Fusarium ini, disebabkan oleh  tanah pertanian di kabupaten Batu Bara yang mengandung zat asam dan logam yang tinggi.

Muhamamd Ridwan mengaku sudah mencoba melakukan berbagai strategi mengatasi masalah ini. Dan kali ini dinas Pertanian langsung mengandeng salah seorang ahli tanah dari Universitas Syah Kuala; yakni Profesor Admansyah, yang ditugaskan untuk ikut membantu mengatasi virus fusarium cabai, agar tak lagi mengancam petani di Batu Bara.

“Salah satu penyebab penyakit layu tanaman cabai yang sering terjadi selama ini karena adanya serangan jamur Fusarium yang disebabkan sebahagian tanah di kabupaten Batu Bara mengandung zat asam dan logam tinggi, khususnya di Desa Lubuk cuik,” katanya.

Oleh sebab itu, Ridwan memandang sangat diperlukan upaya keras dari Dinas Pertanian Batu Bara dengan melibatkan para ahli tanah untuk melakukan pengolahan tanah tersebut.

Dimana Potensi tanaman pangan dan Hortikultura khususnya di Kecamatan Lima Puluh Pesisir saat ini sangat luas seperti tanaman Padi yang mencapai 3000 Hektar dan cabai sakurangnya mencapai 500 Ha.

“Masalah utama di Kabupaten Batu Bara adalah tanahnya Asam, hal ini sudah di uji di Laboratorium BPTP Sumatera Utara” ucapnya.

Dalam mengatasi masalah itu, Profesor Admansyah mengatakan satu-satunya jalan megatasi hal ini harus menetralkan telebih dahulu tanah dengan pemberian organik.

“jadi, jalan satu-satunya kita harus menetralkan tanahnya dengan pemberian pupuk organik,” ungkap Profesor Admansyah di acara itu.

Bahkan, lanjut Profesor Admansyah dengan pembuatan pupuk organik yang fermentasinya sangat relatif singkat hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja sudah jadi pupuk.

Profesor meyakini, upaya tersebut akan dapat lebih meningkatkan produktifitas pertanian.

“Dan usaha ini akan mendorng penyuluh pertanian kita menjadi enterpreneur sehingga dapat penghasilan tambahan” pungkasnya.

Continue Reading
You may also like...

An introverted mind wanderer who loves writing to heal, help, and live. Photography enthusiasts and philosophy admirer.

More in EKONOMI

To Top