KILAS DAERAH

Pilkades Serentak Segera Digelar di Batubara, Isu Ijazah Palsu Mencuat

Published on 13 Oktober 2019

Kontra.ID — Sejumlah desa di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara akan menggelar pemilihan kepala desa serentak November 2019 mendatang. Isu dugaan penggunaan ijazah palsu dari calon kades pun akhirnya mencuat. Salah satunya adalah calon kades Lubuk Hulu, Saharuddin yang juga merupakan calon petahana di desa tersebut.

Meski berstatus petahana namun berkas Saharuddin alias Buyung itu lantas dipersoalkan warga desanya sendiri. Warga akhirnya meminta panitia Pilkades Desa Lubuk Hulu agar mendiskualifikasi Saharuddin dari pencalonannya.

Kepada media, (07/10/2019) para warga mempermasalahan keabsahan ijazah sekolah dasar Saharuddin.

Menurut nya, pada ijazah Saharuddin yang dikeluarkan oleh SDN 010192 Tanah Itam Hulu tersebut tidak ditemukan adanya tandatangan dan sidik jari dari pemegang ijazah.

Kejanggalan data dari bakal calon kades Saharuddin ini tentu menimbulkan kecurigaan bagi masyarakat dalam menentukan kepala desa yg berkualitas dan bermutu.

Berikit Perbandingan Ijazah Saharudin dengan ijazah warga lain yang juga bersekolah di tahun yang sama, ada perbedaan mencolok di tandatangan

Ijazah Saharuddin

Ijazah perbandingan

Selain itu, ijazah Saharuddin yang diterbitkan pada tahun 1977 itu diduga tidak diporporasikan sebagaimana lazimnya ijazah yang lain pada waktu bersamaan.

Kemudian pada ijazah Saharuddin juga ditemukan kejanggalan mencantuman tempat mengeluarkan ijazah. Pada ijazah tertera K. Hulu, 17 Nopember 1977.

“Aneh kan. Masa sidik jari dan tandatangan pemilik ijazah tidak ada. Dan lagi letak SDN tersebut di Tanah Hitam Hulu kenapa dicantumkan K. Hulu ?,” beber warga.

Warga juga mensinyalir ijazah Paket B milik Saharuddin tersebut tidak menyertakan daftar nilai ujian.

Kejaggalan laianya yang mendasari warga meminta panita desa mendiskualifikasi Saharuddin terlihat dari Kartu Keluarga yang tidak ditandatangani kepala keluarga.

Seorang warga lain menimpali bahwa apabila panitia Pilkades tidak mendiskualifikasi Saharuddin karena kejanggalan ijazahnya maka warga akan melaporkan kasus tersebut ke pihak berwajib karna diduga pihak panita pilkades turut serta dalam praktek mal administrasi.

Informasi yang diterima dari salah seorang anggota Panitia Pilkades Desa Lubuk Hulu, Abdurahman mengakui ada dugaan kecurigaan dan desakan warga yang minta pendiskualifikasian Saharuddin dari pencalonan telah berulangkali disampaikan ke panitia.

Terkait kecurigaaan dan desakan warga itu menurutnya, pihak panitia Pilkades sedang melakukan penelusuran keabsahan ijazah SD Bacakades Saharuddin.

“Saat ini kami masih mengumpulkan keterangan dan bukti bukti terkait berkas S yang dipermasalahkan warga. Kelak akan kita verifikasi dan apabila terbukti ijazah S bermasalah maka yang bersangkutan akan kita coret dari pencalonan karena kita bekerja sesuai peraturan,” ujar Abdurrahman, seperti dilansir dari jangkau.com.

Pihak kepolisian dalam kondisi seperti ini juga diminta harus pro aktif dalam memantau pemilihan kepala desa yang akan di lakukan secara serentak pada bulan november 2019 tersebut.

“pihak kepolisian harus terlibat aktif dan di libatkan dalam pengecekan data data administrasi calon kepala desa. Sehingga dalam proses pemilihan kepala desa lebih bersih dari mal administrasi, ungkap Warga Lubuk Hulu.

Warga berharap dalam pemilihan kepala desa tersebut bisa berjalan jujur adil dan bersih dari praktek praktek kecurangan.

“Tentu saja dugaan dugaan penggunaan ijasah palsu ini harus di bongkar oleh pihak kepolisian, karena sudah masuk ke ranah pidana”, tandas warga di desa tersebut.

Bacakades Desa Lubuk Hulu Saharuddin Saat dikonfirmasi terkait dugaan Ijazah palsu ini, belum dapat dikonfirmasi. Saharuddin tidak aktif saat dihubungi.