Diacuhkan Pengunjuk Rasa, Ketua DPRD Batu Bara Mengaku tak Cuek

Kontra.ID — Penahanan aktivis sekaligus jurnalis Kabupaten Batu Bara, Muhammad Yusroh Hasibuan di Mapolda Sumatera Utara sudah memasuki hari penahanannya yang ke 18 hari.

Masih ada saja massa pencinta Yusroh yang tergabung dalam aksi Solidaritas demokrasi datang ke DPRD setempat, kali ini aksi yang mereka gelar berbeda ketika masih berunjuk rasa di Mapolres Batu Bara dengan melakban semua mulut mereka, kali ini di kantor DPRD mereka malah justru melakukan aksi protes dengan membuka seluruh baju.

dengan tagar #Save Yusroh, #Jangan_bungkam_aktivis, yang disebut demonstran sebagai tanda kesedihannya terhadap nilai nilai demokrasi saat ini.

Begini Ekapresi masa menuntut perwakilan Dewan segera keluar dari ruangan Paripurna.

Fadli LK, Presiden Garis Lintas Komunitas. ©Foto Istimewa/ Kontra.ID.

Masa Aksi Membuka Baju DesaK Dewan Agar segera Keluar dari Rapat Paripurna. ©Foto Istimewa/ Kontra.ID.

Salah seorang Musisi, Fakhruddin Alrazi saat membacakan Puisi atas hilangnya Keadilan di Polda Sumatera Utara menirukan mimik the Monte Cristo.

“Bebaskan Yusroh, DPRD jangan Tidur, jangan cueki kasus ini, tolong selamatkan teman kami, stop kriminalisasi aktivis” ungkap salah seorang pengunjuk Rasa, Fadli Lk

DPRD Batu Bara menegaskan bahwa DPRD senantiasa memperhatikan seluruh aspirasi masyarakatnya, termasuk yang disampaikan oleh solidaritas Yusroh yang mendesak agar DPRD Batu Bara ikut membantu pengunjuk rasa untuk bebaskan temannya. Hal itu disampaikan Ketua DPRD Batu Bara Selamat Arifin di halman kantor DPRD, Kamis (22/11) sore sekira pukul 14: 37

“Pemerintah dan DPRD memperhatikan aspirasi masyarakat termasuk yang disampaikan dalam bentuk unjuk rasa ini, lanjut Selamat Arifin “asalkan jangan sampai bersifat destruktif dan tunggu kami bila masih dalam keadaan rapat, baru kita dudukan permasalahanya, bukan kami tidak perduli, karna rapat yang kami bahas ini juga menyangkut hak dan hajat hidup orang banyak,” kata Selamat.

Pilihan Redaksi :

Tulis ‘Copot Kapoldasu’, Muhammad Yusroh Hasibuan Ditangkap

Aktivis Batu Bara Ditangkap, Masa Gelar Aksi Lakban Mulut Cueki Polisi

Ia menilai tindakan cuek itu justru dilakukan oleh sejumlah pengunjuk rasa sebagai hal yang tidak dapat dipahaminya mengingat inti dari unjuk rasa itu adalah penyampaian aspirasi.

Namun saat ditanya bagaimana tanggapannya atas aksi tuntutan tersebut, Selamat justru mengatakan belum sempat mengucap sepatah katapun melalui Megaphone yang diberikan oleh demonstran, ” gimana kita mau menaggapi aspirasinya, mereka menarik kembali megaphonennya dan meninggalkan kami semua” ucap Selamat

Begini Ekspresi Menohok Anggota Dewan  Sesaat Ditinggalkan Demonstran

Ismar Khomri Fraksi Golkar (kanan) Chairul Bariah (kiri) Fraksi PAN

Selamat Arifin, Ismar Khomri dan Chairul Bariah bengong saat ditingalikan oleh pengunjuk Rasa

“Justru yang cuek itu bukan kami, malah kami yang justru dicueki” Bebernya

Mengenai tuntutan yang sempat membingungkan sejumlah Anggota Dewan itu kepada wartawan Selamat menegaskan bahwa isu mengenai Pembebasan Yusroh itu telah dipelajarinya untuk mencapai suatu solusi yang diinginkan bersama. “Solusi yang rekonstruktif dan memenuhi rasa keadilan tentunya ini kan harus sama sama kita kaji, ini kita mau tanggapi malah kok kita dicueki,” ujar Selamat.

Ia mengingatkan bahwa pendampingan terhadap suatu kasus perkara pidana tidaklah dilakukan sepihak oleh badan Perwakilan Rakyat sehingga jangan serta merta semua ketidakpuasan itu dialamatkan kepada lembaga DPRD.

“Domainnya tidak semua ke DPRD ditambah lagi kita belum tau duduk perkara nya bagaimana? ketika kita menyampaikan Assalamualaikum, eh malah semua demonstran pergi, gimana mau kita bantu kalo sudah begini ceritanya,” Curhat Selamat sebagaimana dikutip Kontra.ID. Kamis (22/11)

Pada kesempatan itu Selamat juga membantah rumor yang menyebutkan bahwa lembaga DPRD Batu Bara itu sedang  dalam keadaan sakit.

Ia menegaskan bahwa publik dapat menyaksikan dalam kurung lima tahun pihaknya telah berusaha keras untuk memperjuangan hak hak rakyat di Batu Bara.

Sayangnya dalam dikonfirmasi itu Selamat tidak sempat menyebutkan hak hak raykat mana saja yang telah diperjuangankan selama mendudukui Tahta sebagai Ketua DPRD setempat.

Sekilas Penangkapan Yusroh

Untuk diketahui, Muhammad Yusro Hasibuan (27), ditangkap penyidik Subdit Cyber Crime Polda Sumut atas tuduhan pelanggaran Undang Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), Selasa (6/11/2018) lalu dengan tuduhan dugaan pencemaran nama baik Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Drs Agus Andrianto SH MH.

Dugaan pencemaran nama baik yang disangkakan kepada Yusroh bermula pada 27 September 2018. Ketika itu dia mengirim lampiran foto aksi unjukrasa yang dilakukan aliansi mahasiswa Siantar-Simalungun, menuntut tindakan represif aparat kepolisian yang melakukan pemukulan terhadap mahasiswa di Medan beberapa waktu lalu, di salah satu media sosial grup WhatsApp (WA).

Dalam grup WA itu, Yusro menuliskan pendapatnya yang menuntut agar Kapolda Sumut Irjen Agus Andrianto, agar dicopot.

“Siantar Simalungun. GMNI, GMKI, HMI BEM dan lain lain. Mengutuk tindakan represif Oknum polri. Copot Kapoldasu,” tulis Yusroh di grup WhatsApp Berita Batu Bara.

Terpisah, Kabid Humas Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (22/11/2018), membenarkan penahanan Yusroh terkait pencemaran nama baik Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto.

“Saat ini statusnya sudah tersangka dan ditahan. Berkasnya akan dilengkapi dan dilimpahkan ke jaksa,” jawabnya

Penangkapan Muhammad Yusroh Hasibuan Saat Bertandang di Kantor DPRD Batu Bara. (6/11) ©2018 Kontra.ID/Istimewa

Dalam penangkapan Muhammad Yusroh, ada beberapa Jurnalis dan Pejabat Aparat Kepolisian yang juga ikut diperiksa sebagai saksi dalam kasus itu, diantaranya, Khairul, Zulkifli Nasution Tuah Aulia Fuadi dan Romi Manik. Tiga jurnalis dan Kasat Intel Polres Batu Bara itu juga diperiksa secara bergantian sebagai saksi. ****