KILAS DAERAH
Hasil Uji Lab, Ikan di Sungai Kuala Indah Tercemar Wabah E-Coli dan Salmonella
Kontra.ID — Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Batu Bara Anton Ritongga, mengatakan ribuan Ikan seperti Dukang, Sembilang, Lundu yang meregang nyawa di bibir sungai Kuala Indah yang terjadi pada 21 April 2021 lalu, setelah diuji laboratorium, hasilnya ribuan ikan itu dinyatakan positif tercemar bakteri Escherichia coli (E-Coli)
Tidak hanya terinfeksi wabah bakteri E-coli, ribuan ikan-ikan yang mati itu juga terinfeksi wabah Salmonella hingga ditemukan kandungan mikroorganisme yang memiliki jumlah koloni dengan nilai angka Lempeng (ALT) yang sangat banyak, sehingga ikan itu dapat dikategorikan dalam status TBUD atau bakterinya terlalu banyak untuk dihitung.
Bahkan dikabarkan, ribuan Ikan mati yang terdapat di Sungai Kuala Indah tersebut juga telah terkontaminasi oleh unsur logam berat, hal itu ditandai dengan adanya kandungan logam berat tembaga (Cu) dari sampel perairan sungai Kuala Indah tersebut hingga mencapai berkisar 0,0120 – 0,0149 mg/liter.
Berdasarkan penelitian Dinas Perikanan Batu Bara, hasil uji laboratorium pada sampeling ikan yang mati di Sungai Kuala Indah pada 21 April 2021 itu menunjukkan, dengan adanya keberadaan E-coli dan Salmonella spp dan ALT dalam ikan perairan Kuala Indah, dapat diakibatkan karena kualitas sungai yang buruk.
“E-coli dan Salmonella spp yang berada di perairan (Sungai Kuala Indah) adalah bakteri coliform yang dapat dijadikan sebagai indikator tercemarnya perairan secara biologi,” kata Kadis Perikanan Batu Bara Anton Ritonga, Sabtu (5/6/2021), seperti dikutip dalam surat salin yang diterima Kontra.ID, Perihal Penjelasan hasil Uji Shafera Enviro Laboratorium pada sampel Air dan Ikan yang ditemukan mati di bibir sungai Kuala Indah.
Namun dalam hal ini, Anton menambahkan, keberadaan E-coli dan Salmonella spp itu terdapat pada sampel ikan,” kata Anton “ikan-ikan yang terinfeksi bakteri E-Coli dan Salmonella ini hanya bersifat temporar yang hanya terjadi diwaktu-waktu tertentu.”katanya.
Pencemaran Sungai Kuala Indah Berdasarkan Parameter Fisik
Sementara pencemaran sungai yang didasarkan dengan uji parameter fisik pada kekeruhan air baku yang diambil dari sungai Kuala Indah, juga ditemukan kekeruhan pada air yang menunjukkan adanya penurunan kualitas air sample uji hingga mencapai 6,08 -14,48 Nephelomeric Turbidity Unit (NTU).
Artinya Nilai indikator pada kekeruhan pada air dari sample yang diuji tersebut menunjukkan adanya ambang batas yang dilampaui yang telah ditetapkan, yakni 5 Nephelomeric Turbidity Unit (NTU),” kata Anton, sehingga Anton menyebut kekeruhan pada air yang di uji tersebut bisa berasal dari sedimen tersuspensi, seperti sedimen endapan lumpur, material anorganik dan organik seperti alga, plankton dan material yang mengalami pembusukan, serta material organik terlarut.
Sedangkan berdasarkan parameter fisik pada kekeruhan air baku, juga terdapat kandungan Total Suspended Solids (TSS) pada air sungai Kuala Indah, hingga ditemukan kandungan total solid hingga mencapai sekitar 95-100 TTS 95-100 mg/Liter. Dalam hal ini Anton menyebut , “juga menunjukan nilai yang telah melampaui ambang batas dari yang telah ditetapkan, yakni 80 mg/liter, sehingga indikator TSS sungai Kuala Indah itu menunjukkan penurunan kualitas.
“Seperti adanya alga dan kotoran hewan serta kotoran manusia, bahkan zat atau bahan kimia yang ada selama tidak terlarut di Sungai Kuala Indah tersebut juga dapat dikategorikan sebagai suspended solid.,” ucapnya.
Pencemaran Sungai Kuala Indah Berdasarkan Parameter Kimia
Sementara berdasarkan hasil uji parameter kimia, Anton Ritonga menerangkan, dari hasil uji Shafera Enviro Laboratorium merilis, dengan hasil analisis laboratorium ditemukan juga pada air Sungai Kuala Indah sejenis senyawa kimia Amoniak (NH3) di sungai itu.
Amoniak dalam air ini, tambah Anton, berasal dari limbah air seni dan tinja maayarakat setempat, oksidasi zat organik secara mikrobiologis serta dari air buangan limbah industri dan aktivitas masyarakat.
“Hasil uji sampel menunjukkan konsentrasi amoniak berkisar antara 0,41-1,36 mg/liter, angka ini berada di atas batas maksimum yang diperkenankan untuk kehidupan biota laut, yaitu 0,3 mg/liter,” kata Anton Ritinga mempertegas bahwa di Sungai itu juga ditemukan senyawa Posfat (PO4) hingga mencapai 0,104–0,110 mg/lliter melampaui baku mutu yang ditetapkan 0,015 mg/liter.
“Konsentrasi posfat yang tinggi dapat dipengaruhi oleh pasokan dari sungai yang terhubung dengan daratan, yang berpotensi membawa buangan limbah organik seperti deterjen, hanyutan pupuk, limbah domestik. Konsentrasi posfat pada sampel uji melampaui baku mutu yang ditetapkan,” ucapnya.
Selanjutnya, tambah Anton, Kandungan logam berat tembaga (Cu) dari sampel perairan sungai Kuala Indah tersebut juga telah mencapai berkisar 0,0120 – 0,0149 mg/liter.
Nilai ini, kata Anton, berdasarkan hasil uji lab yang dilakukan Dinas perikanan Batu Bara bersama Shafera Enviro laboratorium telah menunjukan hasil yang telah melewati nilai baku mutu yang ditetapkan, yakni 0,008 mg/l.
Keberadaan tembaga (cu) dalam jumlah besar (di perairan sungai Kuala Indah) dapat menjadi polutan atau pencemar. Tembaga kata anton, juga masuk dalam kelompok logam berat.
Anton lebih lanjut mengungkapkan Logam berat itu bisa saja menjadi polutan yang sangat berbahaya di sungai karena sifatnya yang tidak dapat terurai. Kandungan logam berat tembaga (Cu) dari sampel uji yang di rilis lab hingga berkisar 0,0120–0,0149 mg/liter. Nilai ini, tentu saja kata Anton, “telah melewati nilai baku mutu yang telah ditetapkan pemeeintah, yaitu 0,008 mg/,” Ujarnya.
Anton pun menambahkan, bahwa salah satu pencemaran lingkungan perairan oleh logam berat yang terjadi di perairan (Sungai Kuala Indah) adalah pencemaran Seng (Zn).
“Logam dan seng dan berbagai macam bentuk persenyawaannya itu juga dapat masuk dan mencemari lingkungan perairan,” kata Anton Nilai logam berat seng pada sampel uji air perairan Sungai Kuala Indah ini hingga mencapai berkisar 0,1222–0,2356 mg/liter.
“Nilai ini telah melewati baku mutu yang telah ditetapkan, yaitu 0,05 mg/liter” ucapnya.
Sedangkan uji sampling bagi senyawa Salinitas, pH, DO, BOD, Minyak dan lemak, serta timbal yang dilakukan di Sungai Kuala Indah, kata Anton “tidak melampaui baku mutu,”.katanya.
An introverted mind wanderer who loves writing to heal, help, and live. Photography enthusiasts and philosophy admirer.
74 Comments
You must be logged in to post a comment Login
Leave a Reply
Batalkan balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Pingback: priligy viagra levitra
Pingback: is hydroxychloroquine generic
Pingback: main ingredient in ivermectil
Pingback: buy priligy
Pingback: ampicillin stromectol
Pingback: buy stromectol
Pingback: expired stromectol capsules
Pingback: substitute for ivermectin
Pingback: ivermectin drug insert
Pingback: stromectol for yeast infection