Connect with us

Baru Dilantik, Medan Dikepung Banjir, Sumut Sudah Seperti Jakarta Bung?

POLITIK

Baru Dilantik, Medan Dikepung Banjir, Sumut Sudah Seperti Jakarta Bung?

Kontra.IDMedan adalah ibu kota Sumatera Utara, Sumatera Utara dipimpin oleh Edy Rahmayadi dan Musa Rajeckshah yang baru saja dilantik. Baru saja dilantik, Medan kena banjir. Kok mirip Jakarta ya bung?

Dulu Anies baru dilantik, beberapa hari ke depan langsung banjir. Apakah ini adalah “pembayaran tunai” dari langit bagi mereka yang didukung oleh orang-orang yang suka pakai isu terlarang?

Sejak hujan deras di hari Sabtu 16 September, beberapa hari setelah pelantikan Edy Rahmayadi dan Ijeck yang diusung oleh partai PKS, Gerindra dan PAN, Medan dikepung banjir. Mirip sekali dengan Jakarta. Hujan dua hari membuat kota Medan tergenang.

Dzulmi Eldin, wali kota Medan pun menyampaikan permohonan maaf. Ya, wali kotanya meminta maaf, tapi gubernur dan wakil gabener-nya ngapain? Mau suruh pendemo diam dan mengusir sambil memaki “setan”?

Baca Juga:  Polisi Tangkap Anggota FPI Penyebar Video Hoax Demo Ricuh di MK

Hampir semua ruas jalan dan pemukiman penduduk Medan dilaporkan dilanda banjir. Mau bilang ini adalah berkah dari langit yang harus diterima dengan vertical drainage? Ataukah bagaimana? Memang kasihan sekali gubernur Sumatera Utara. Kasihan juga warga Sumatera Utara.


Untung saja penulis tidak dipimpin oleh dua orang ini. Edy dan Anies. Kedua orang ini sama saja. Mau dari keluarga Jokowi atau apa, penulis tidak perduli. Kalau tidak beres, ya tidak beres. Baru beberapa hari dilantik, Medan kena banjir.

Mengatasi banjir itu harus dari pemprov dan pemkot. Kerja sama harus ada. Jangan malah jadi tidak jelas begitu. Coba bayangkan jika Djarot yang memimpin Sumatera Utara. Pasti penanganan langsung dipegang pemerintah provinsi.

Baca: Ternyata Oposisi yang Paling Nafsu Bahas PKI, Mereka Antek PKI?

Kita lihat saja bagaimana Edy nanti ngeles dan menuding itu adalah tanggung jawab wali kota. Kita lihat saja nanti. Semoga saja tidak ya.

Edy Rahmayadi ini memang dalam debat-debat sebelumnya, tidak memahami dan tidak bisa berpolitik. Orang ini mirip Prabowo. Latar belakangnya militer. Tidak ada latar belakang organisasi. Kepengurusan PSSI pun sempat ia abaikan dan bermain-main di dalamnya.

Ia bahkan sempat meminta mundur, tapi dilarang oleh Menpora. Mantan tentara ini pernah memaki pendemo dengan sebutan “setan” dan menjambak kerah baju para pendemo. Kasihan sekali warga Sumut.

Penulis hanya bisa tersenyum dengan lembut kepada warga Sumut dan Jakarta yang berhasil kena jebakan isu yang dibangun oleh pendukung mereka. Bahkan Gatot Nurmantyo pun ikut-ikutan mendukung Edy Rahmayadi sambil membawa-bawa isu kesukuan.

BacaKampret Zholim Keroyok Jokowi

Ingatkah statement Gatot Nurmantyo saat deklarasi Edy Rahmayadi dan Ijeck? Mau kita korek koreng lama?

Memilih pemimpin Sumut bukan dari warga Sumut adalah penghinaan terhadap warga Sumut sendiri. Dalam diri putra-putri Sumatera Utara mengalir darah pemimpin. Warga Sumatera Utara bukan mental tempe

kata Gatot dalam orasinya.

Sumber bisa dilihat di sini: https://www.jawapos.com/nasional/pemilihan/23/06/2018/gatot-memilih-pemimpin-yang-bukan-putra-daerah-adalah-penghinaan

Entah mengapa, mereka yang didukung oleh pendukung yang suka main isu SARA, kota tersebut banjir. Lihat saja Sumatera Utara dan Jakarta.

Medan banjir besar hanya dalam 2 hari hujan, yang gubernurnya Edy Rahmayadi. Jakarta juga beberapa waktu lalu dengan gubernurnya Anies Baswedan yang lucu itu. Apa maksud dari langit?

Apakah Dia sedang membayar tunai? Kalau iya, mau berapa provinsi lagi yang akan kena banjir? Ingatkah para pembaca, bahwa banjir adalah berkah yang sekaligus bencana bagi kota-kota yang pernah tercatat dalam sejarah kitab?

Jangan bermain-main dengan langit. Ingat kisah epic yang hanya menyisakan beberapa orang dalam sebuah banjir besar yang melanda dunia ribuan tahun silam? Akankah ini menjadi “peringatan-peringatan” kecil?

Baca: Kurs Rupiah, Gorengan dan Kodok Rebus

Penulis tidak ingin berprasangka buruk. Tetapi, semuanya terasa begitu nyata. Semua terasa begitu terulang. Momen-momen dari seorang guru sekolah minggu yang ada di daerah, mendadak muncul di benak penulis.

Terbayang-bayang cerita seorang guru Sekolah Minggu yang menceritakan bahwa ribuan tahun silam, ada seorang baik yang membangun kapal besar di atas pegunungan, dan ditertawakan orang-orang di zamannya. Ternyata…

Kejadian itu muncul. Tingkap-tingkap langit terbuka, dan membanjiri dunia selama 40 hari 40 malam. Apakah hal ini adalah peringatan dari Tuhan? Jauhkanlah kami dari segala yang jahat, ya Tuhan. Aamiin

#JokowiLagi ***

6,406 Comments

More in POLITIK

To Top