Asrama milik Pemprov Sumut di Yogyakara dituding Jadi markas Narkoba

Kontra.ID – Komisi C DPRD Sumatera Utara mendesak Pemprov Sumut untuk menutup sementara Asrama dan Wisma Bukit Barisan di Yogyakarta. Sebab katanya, asrama milik Pemerintahan Sumatera Utara ini dihuni oleh hampir kebanyakan mahasiswa “abadi” yang sudah melebihi 10 tahun tinggal di wisma tersebut.

“Asrama itu dihuni oleh mahasiswa abadi yang tidak beriktikad baik dalam memajukan pendidikan. Ada yang hampir 10 tahun jadi penghuni di sana, bahkan ada juga yang mensewapakaikan dengan pihak lain,” kata Sekretaris Komisi C DPRD Sumut, H. M Hanafiah Harahap.

Beliau menuturkan, saat melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta pada 28-30 Agustus lalu, Komisi C melihat langsung asrama guna memastikan peruntukannya. Namun, rombongan anggota dewan dihadang oleh oknum yang mengatasnamakan dirinya sebagai mahasiswa.

Baca Juga: Seram!! Rumah Jabatan Ketua DPRD Batu Bara sudah Lama jadi Sarang ‘Hantu’

Hanafiah juga meminta Polsek setempat agar menertibkan asrama tersebut agar tidak lagi dihuni oleh orang yang tidak berhak, “Saya khawatir, asrama tersebut menjadi markas pengedar narkoba dan ini sangat mencederai perilaku dan nama baik Sumut. Untuk itu asrama itu ditutup sementara dan dibuat regulasi yang transparan, siapa saja dan batasan waktu yabg berhak tinggal di asrama,” tegasnya.

Terkait pernyataan H. M Hanafiah Harahap itu, Ketua Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Sumatera Utara (IKPM-SU) Yogyakarta, Syahdeni M. Rifai Lubis mengecam tudingan tersebut, sebagaimana yang dilansir pamartanusantara.co.id menyambangi kediaman beliau pads kamis (6/9), dia menyampaikan kepada awak media bahwa apa yang dikatakan H. M Hanafi Harahap itu tidak benar, dia mengatakan bahwa DPRD Provinsi Sumatera Utara belum merdeka. Sebagai lembaga legislatif pemerintah sumatera utara, kami menyayangkan sikap yang telah menyakiti pendiri dan penggagas asrama bukit barisan ini.

Selanjutnya Deni juga menambahkan bahwa sebagai anggota DPRD komis C yang bertanggung jawab untuk membesarkan aset daerah bukan hanya dalam aspek bangunan, juga mempunyai tugas untuk membesarkan nama Mahasiswa yang berasal dari Sumatera Utara di Yogyakarta.

Baca Juga: 14 Anggota Dewan Bolos Saat Rapat Paripurna LKPD Bupati Batubara

Deni juga mengecam tentang pemberitaan dimedia yang telah menuding mahasiswa asal sumut menghalang-halangi mereka sewaktu anggota DPRD komisi C itu berkunjung ke asrama wisma bukit barisan.

Deni mengecam lagi, bahwa apa yang disampaikan HM Hanafi Harahap di media, itu menunjukkan bahwa mereka belum merdeka. Menset dan pola fikir mereka masih dangkal, hanya sekelas asrama mereka tidak bisa menyelesaikan, itu yang dimaksud mereka belum merdeka. tanpa mengetahui yang sebenarnya tanpa melihat yang terjadi, anda bisa menyimpulkan kami adalah Mafia narkoba. Kami adalah pemakai narkoba, “Jangan-jangan anda pemakai narkoba juga. Anda juga mafia. karna kami adalah bagian dari anda,” sebut Deni.

Baca Juga: Saat Rapat Paripurna Anggota DPRD Batu Bara Asyik Main HP

Deni juga menyinggung mengenai Pergub, “Anda baca baik baik Pergub itu. Lihat dan perintahkan Biro Umum pemrov sumut untuk menjalankanya, karna sesungguhnya Biro Umum lah dalang di balik semua ini,” pungkas Deni.

Sebelumnya dalam kunjungan kerja salah satu Anggota DPRD Sumatera Utara (Sumut) dari Komisi C di Asrama Mahasiswa Bukit Barisan, anggota DPRD sumut dari komisi C sempat bersitegang dengan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Sumatera Utara (IKPM-SU) Yogyakarta, pada saat para mahasiswa ingin melakukan penyampaian aspirasi soal fungsi dan peruntukan asrama.

Perseteruan berawal saat mahasiswa pertanyakan persoalan asrama mahasiswa Sumut yang ada di Yogyakarta, namun salah satu Seketaris Komisi C, H. M Hanafiah Harahap SH melakukan tindakan tidak terpuji, dengan melakukan tindakan arogan kepada mahasiswa saat mahasiswa ingin mengajak dialog dan diskusi guna mendengar aspirasi mahasiswa terkait dana aspirasi anggaran renovasi asrama sebesar Rp. 5,7 Milyar yang terindikasi korupsi, sebaliknya mahasiswa justru disambut pukulan oleh anggota DPRD sumut komisi C itu. adu mulut antara mahasiswa sempat berlangsung cukup lama, hingga anggota DPRD asal sumut itu meninggalkan lokasi dengan cara melompat dari pagar depan wisma milik pemprov sumatera utara tersebut. ***Kontra/Red